Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Menjadi Relawan Layanan Kesehatan?

Kompas.com - 05/06/2012, 18:28 WIB

KOMPAS.com - Sampai sekarang ini, kondisi kesehatan dan nilai gizi anak-anak di Indonesia masih tergolong memprihatinkan. Angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi membuat pemerintah pada tahun 2010 lalu membentuk kantor utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals (KUKPRI MDGs), yang membantu memperkuat dan menopang upaya dari kementerian kesehatan, keuangan, pendidikan, dan lingkungan hidup untuk menyejahterakan rakyat.

Untuk membantu program pemerintah menuju pembangunan Indonesia yang sejahtera dan sehat, maka KUKPRI MDGs menggandeng sektor swasta, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Kerjasama ini terjalin dalam sebuah program, Pencerah Nusantara, yang bertujuan untuk membentuk masyarakat Indonesia yang sehat. Kerjasama ini juga menjadi sebuah langkah inovatif dalam kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta yang diharapkan mampu memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer untuk masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.

"Kerjasama ini dilatarbelakangi oleh kesamaan visi dan misi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama dalam hal perbaikan nutrisi dengan konsumsi aneka makanan sehat," tutur Fransiscus Welirang, Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, saat penandatanganan MoU KUKPRI MDGs dengan PT Indofood di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (04/06/2012) lalu.

Dukungan Indofood diwujudkan dalam program edukasi yang diaplikasikan dalam mobil layanan gizi ibu dan balita (mobile clinic) yang dilengkapi dengan peralatan USG dan tenaga gizi ahli.

"Sampai saat ini, masalah kesehatan yang dialami masyarakat masih berkisar pada tingginya kematian ibu dan anak, kasus malnutrisi sampai gizi buruk," jelas Prof Dr dr Nina Moeloek, SpM(K), utusan khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs. Ironisnya, 12,4 persen penduduk Indonesia masih hidup dalam garis kemiskinan, dan 18 persen anak di bawah lima tahun punya masalah kekurangan berat badan kronis.

Sesuai dengan keputusan pemerintah, proyek MDGs ini harus dicapai pada tahun 2015 mendatang. Program Pencerah Nusantara ini dibentuk dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat di pelosok Indonesia. Banyak tenaga muda kesehatan yang terlibat dalam program ini, seperti dokter, dokter gigi, perawat, bidan, atau relawan kesehatan lainnya. Mereka diwajibkan untuk mengabdi selama satu tahun untuk memperbaiki layanan kesehatan primer di beberapa provinsi yang membutuhkan seperti Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Untuk menyukseskan program ini, Pencerah Nusantara membuka kesempatan bagi para relawan dari generasi muda yang bergerak di bidang kesehatan untuk bergabung dan mengabdikan diri. Pendaftaran dibuka sejak 4 mei 2012 sampai 11 Juni 2012, melalui website www.pencerahnusantara.org.

"Sudah banyak animo positif yang berikan pada program ini, membuktikan bahwa masih banyak generasi muda yang peduli dan ingin memberi kontribusi positif pada orang lain dan negara. Antusiasme mereka ini wajib diapresiasi," puji Nina.

Para relawan Pencerah Nusantara diharapkan tidak hanya mampu memberikan layanan kesehatan, tetapi juga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat binaannya dengan memberdayakan masyarakat setempat untuk mandiri.

"Salah satunya dengan memberikan edukasi kepada para ibu untuk bisa lebih kreatif dalam berpikir, guna meningkatkan status gizi dan perekonomian keluarga. Misalnya dengan diversifikasi pangan cara sederhana seperti mengolah singkong menjadi mi, dan lainnya. Mudah-mudahan edukasi pada para ibu ini bisa membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya," harap Nina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com