Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Penjara Bung Karno Ramai Hanya Jelang Pemilu

Kompas.com - 03/06/2012, 06:30 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Bekas penjara Presiden pertama RI, Soekarno, di Jalan ABC, Bandung, tampak bersih. Bangunan kecil berukuran sekitar 2 x 2,5 meter itu dicat hijau tampak baru. Lantai di area monumen bekas penjara itu pun bersih, kecuali beberapa keramik coklat yang mulai retak dan berlumut.

Pintu penjara yang terbuat dari kayu jati berbingkai besi itu dicat hitam. Ada dua lubang kunci yang masih berfungsi. Panjang kuncinya sekitar 15 cm. Lantai kamar penjara itu hanya berlapis semen.

Dinding bagian dalam bangunan bekas penjara itu berwana krem, terlihat baru dipoles. Dua gambar Soekarno melekat pada dinding yang berhadapan dengan pintu penjara. Di atas dua foto itu, ada ukiran Garuda dan teks Pancasila.

Selain itu, di bawah foto Soekarno tergantung piagam bertuliskan "Koe Koerbankan Dirikoe di Penjara Ini Demi Bangsa dan Negerikoe Indonesia". Pada dinding sisi melekat bendera Merah Putih, sedangkan di sisi kanan ruangan itu ada tempat tidur kayu yang dibungkus kain hijau.

Satu-satunya isi kamar yang asli adalah bendera. "Barang-barang lain baru ada menjelang Lebaran tahun lalu," ujar Ketua RT 03/RW 03 Kelurahan Braga, Ahmad (47), kepada Tribun di monumen bekas penjara Soekarno itu, Jumat (1/6/2012).

Perbaikan kecil lainnya, ujar Ahmad, terjadi pada bagian atap. Kayu-kayu penyangga atap juga baru. Sebagian genteng di bagian luar dicopot dan diganti seng.

"Dulu bocor. Air banyak yang masuk ke dalam saat hujan," katanya. Selain itu, kata Ahmad, pagar luar dan enam lampu penerang di monumen itu baru terpasang ketika renovasi. "Semuanya menghabiskan dana sekitar Rp 15 juta," ujar Ahmad.

Uang sebesar itu, menurut Ahmad, bukan dari pemerintah melainkan berasal dari swadaya warga di sekitar serta para pengusaha di Kompleks Banceuy Permai. Ahmad mengaku kecewa karena pemerintah seolah lepas tangan untuk mengurusi tempat bersejarah itu.

"Kondisi tempat-tempat bersejarah kita semakin menyedihkan. Padahal, tempat ini nilainya sejarah tinggi. Soekarno mulai merintis kemerdekaan di sini sebagai satu di antara banyak orang pintar yang ditahan penjajah," katanya. Pemerintah kolonial Belanda mengurung Soekarno di tempat itu pada 1930.

Ahmad mengatakan bahwa sebelum enam bulan lalu, kondisi bekas penjara Soekarno itu memprihatinkan. Ia mengaku mengajukan proposal dana ke Pemerintah Kota Bandung, tetapi tidak ada tanggapan. Selain dana, pemerintah pun tak menempatkan pekerja khusus untuk merawat monumen dan bekas penjara itu.

Ahmad dan warga sekitar mengumpulkan dana sebagai bentuk kepedulian terhadap bangunan bersejarah di wilayahnya. Menurutnya, mereka sengaja melingkari monumen itu dengan pagar menghindari udara berbau pesing. "Biasanya, banyak orang buang air kecil di sini," ujarnya.

Ahmad dan kawan-kawan pun sengaja membuat lampu penerang. Hanya, listrik lampu itu berasal dari arus penerangan jalan umum (PJU) di dekat monumen itu. "Itu memang dibayar pemerintah, tapi tetap enggak etis," katanya.

Ia berharap pemerintah mulai turun tangan. Pagar bagian dalam monumen itu rusak. Besi-besinya berkarat dan sebagiannya putus dengan yang tertanam di tanah. "Ya, biasanya ramainya menjelang pemilu saja," kata Ahmad sambil mengatakan, beberapa orang dari partai politik datang mengunjungi tempat itu di musim pemilu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com