Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Orang dari Sukhoi Bantu Selidiki Kotak Hitam

Kompas.com - 31/05/2012, 12:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tidak sendirian melakukan penyelidikan kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100. Dua orang dari pihak Sukhoi membantu penyelidikan tersebut hingga penyebab kecelakaan terungkap.

Kepala KNKT Marsekal Muda Tatang Kurniadi menegaskan, Indonesia tetap memimpin proses penyelidikan tersebut. Kehadiran pihak Sukhoi hanya membantu menerjemahkan bahasa Rusia ke bahasa Indonesia agar mudah dimengerti.

"Mereka hanya menyaksikan, memberi saran. Kita tanya, dia kasih tau. Menterjemahkan kalau ada tulisan Rusia," ujar Tatang usai konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (31/5/2012).

Ia melanjutkan, tim yang terlibat dalam penyelidikan kotak hitam tersebut berjumlah 28 orang, terdiri dari KNKT sebanyak 26 dan pihak Sukhoi sebanyak 2 orang. Tatang mengatakan, dirinya enggan menanggapi isu sabotase yang beredar di masyarakat.

"Itu urusan merekalah," lanjutnya.

Pada kesempatan sama, Chief Designer Sukhoi Superjet 100, Vladimir Lavrov, mengatakan, pihaknya akan membantu KNKT sesuai kebutuhan untuk menganalisis komponen yang dibuat pada 2009 tersebut.

"Saya konfirmasi, benar ini FDR Sukhoi. Kami memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka penyidikan. Pemimpin investigasi adalah KNKT, kami hanya membantu saja," kata Vladimir.

Sebelumnya diberitakan, flight data recorder (FDR) ditemukan di titik sekitar jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, Rabu (30/5/2012). Pertama kali yang menemukan komponen tersebut adalah warga Cidahu, Bogor, Jawa Barat, berjarak 20 meter dari ekor pesawat.

Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia itu melakukan demo penerbangan dengan rute Jakarta-Pelabuhan Ratu-Jakarta. Saat itu pesawat yang mengangkut 45 orang itu hilang kontak di area Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, hingga dinyatakan hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com