PALEMBANG, KOMPAS.com - PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Cinta Manis, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, mengalami kerugian Rp 15,52 miliar, menyusul adanya kasus sengketa lahan di daerah itu.
"Kerugian tersebut berasal dari areal tebu yang dibakar seluas 310,8 hektar, sehingga tidak dapat dipanen dan akses jalan diblokir," kata Kepala Tanaman Unit Usaha Cinta Manis, Syufri Gunawan, di Palembang, Sabtu (26/5/2012) ini.
Dikatakannya, tanaman tebu itu juga ada yang dapat ditebang, tetapi tidak bisa diangkut ke pabrik sebanyak 2.465 ton dengan nilai Rp 1,37 miliar. Produksi gula juga berkurang karena kapasitas giling belum optimal, setelah pasokan tebu 825,7 ton senilai Rp 7,43 miliar, terganggu.
"Pemakaian residu akibat giling tidak kontinyu sebanyak 74,3 ton dengan nilai Rp 0,66 miliar, sehingga total kerugian yang dialami Rp 15,52 miliar," kata Syufri, didampingi Ketua Serikat Pekerja PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Cinta Manis, Haulani Yusuf.
Syufri mengatakan, pada hari Jumat (25/5/2012) bahan baku tebu habis, sehingga berhenti giling. Kondisi di Cinta Manis, saat ini masih terjadi penguasaan lahan dan penutupan akses jalan produksi.
Ia menyebutkan, kebutuhan gula di Sumatera Selatan sebanyak 130.000 ton per tahun, dan Cinta Manis memenuhi sekitar 40 persen di antaranya.
Dengan terganggunya produksi di Cinta Manis, pasokan gula di Sumsel dikhawatirkan berkurang, sehingga yang berdampak pada kenaikan harga
Terkait dengan kasus sengketa lahan, ia mengatakan, pada 31 Mei mendatang akan ada uji bukti lahan tersebut.
Ratusan petani Sri Bandung Bersatu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, memblokade jalan menuju Pabrik Gula Cinta Manis Milik PT Perkebunan Nusantara VII, menuntut lahan mereka.
Sumber: Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.