Oleh JAMES LUHULIMA
Ketika berita tentang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang tengah mengadakan
Namun, cuaca buruk membuat upaya pencarian tidak mungkin dilanjutkan. Tim SAR yang terdiri dari relawan sipil, TNI, dan polisi juga bersatu bahu-membahu mendekati wilayah yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Rusia tersebut melalui jalan darat.
Dalam setiap bencana, baik bencana alam maupun kecelakaan, selalu ada orang-orang yang dengan sukarela, tanpa dibayar, membantu mencari dan menyelamatkan korban yang berjatuhan. Mulai dari bencana tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta, meletusnya Gunung Merapi, sampai gempa di Padang. Mereka tidak segan-segan mempertaruhkan nyawa untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan tersebut.
Pada kasus pesawat Sukhoi Superjet 100 itu, pencarian lokasi jatuhnya pesawat dengan helikopter dilanjutkan keesokan harinya. Dan, serpihan dari pesawat Rusia itu terlihat pada tebing di Gunung Salak pada ketinggian 2.068 meter dari permukaan laut. Dari serpihan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan itu, diduga pesawat menabrak tebing.
Tim SAR yang mencari melalui jalan darat pun bergegas menuju lokasi. Namun, perjalanan ke lokasi itu sungguh tidak mudah mengingat tebing itu memiliki kemiringan 85 derajat, hampir tegak lurus. Semula diperkirakan perjalanan ke lokasi akan memakan waktu 5-6 jam, ternyata waktu yang diperlukan lebih dari itu.
Oleh karena sudah terlalu malam, tim SAR memutuskan untuk berhenti pada ketinggian 1.911 meter dan baru melanjutkan perjalanan besok pagi. Untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat, tim SAR harus turun dengan tali (
Kita juga menyaksikan lewat layar televisi ketika pasukan komando TNI mengalami kesulitan ketika harus turun dengan tali dari helikopter karena tali yang tersedia kurang panjang. Mereka terpaksa menyambung tali yang digunakan lebih dahulu sebelum turun ke lokasi. Semua itu dilakukan tanpa memikirkan balas jasa yang akan mereka terima. Mereka melakukannya secara sukarela.
Pada tahap pertama, mereka berhasil mengumpulkan potongan jenazah korban dalam enam kantong jenazah. Namun, keenam kantong itu harus dibawa ke ketinggian 2.211 meter terlebih dahulu sebelum dapat diangkut ke tempat evakuasi. Sementara itu, enam kantong jenazah lain terdapat di jurang dengan kedalaman 300 meter.
Dengan usaha ekstra keras akhirnya semua jenazah dapat dievakuasi ke Rumah Sakit Kepolisian RI Raden Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur. Di sana, semua jenazah dapat dipersatukan kembali dan diserahkan kepada pihak keluarga