Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Manuver Timses Lain, Faisal Basri Cengar-cengir

Kompas.com - 17/05/2012, 10:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta kali ini benar-benar berbeda dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Yang paling menonjol adalah Pilkada DKI kali ini diikuti enam pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur. Bahkan, untuk pertama kalinya Pilkada DKI diikuti dua pasang calon dari jalur independen.

Selain itu, tokoh yang maju pun masing-masing memiliki pesona tersendiri bagi para calon pemilihnya. Dengan demikian, mau tak mau hal tersebut menjadikan persaingan di Pilkada DKI kali ini diprediksi akan berlangsung ketat. Ketatnya persaingan meraih simpati para calon pemilihnya membuat para tim sukses pun melakukan manuver-manuver demi memenangkan pasangan yang diusungnya, entah sesuai dengan prosedur yang ada, ataupun secara underground.

"Ada salah satu tim sukses sudah ada, 'kalau lu kalah bantu kami, suara lu buat kami'," ujar Faisal Basri, salah satu calon gubernur Jakarta jalur independen, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Namun, ketika ditanya siapa timses (tim sukses) yang dimaksud,  Faisal Basri yang datang dengan wakilnya, Biem Benjamin, hanya terkekeh. "He he he...."

Faisal mengatakan, pada dasarnya dukungan masyarakat yang telah diusahakannya selama ini tidak untuk diperjualbelikan, apalagi bagi partai politik. Oleh sebab itu, jika dirinya tak berhasil lolos dalam pilkada yang diprediksi dua putaran, dia tak akan memberikan dukungannya kepada siapa pun.

"Pada dasarnya harus dikembalikan kepada aspirasi warga karena kami tidak punya apa-apa. Apalagi kami akan perjual belikan, kami tidak akan melakukan itu, tidak dalam kaitan jual beli," ujarnya, serius.

Selain berniat memimpin Ibu Kota, pasangan yang memiliki tagline "Berdaya Bareng-bareng" tersebut ingin memberikan pendidikan politik baru bagi masyarakat, termasuk menjadi antitesis partai politik yang dianggap cenderung korup untuk mengevaluasi diri.

"Kami ingin pure independen, jadi kemungkinan besar tidak. Kami ingin menjaga roh independen, tidak memasang deal dengan partai politik," kata Faisal Basri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com