Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Cijeruk Peroleh Berkah dan Musibah

Kompas.com - 16/05/2012, 12:39 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Bagi warga Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak menghadirkan berkah sekaligus musibah. Ada yang merasa beruntung, ada juga yang terganggu.

Maliha (47), pedagang gorengan keliling warga Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, adalah satu yang beruntung. Setidaknya, penjualannya naik dalam sepekan masa pengangkatan korban dan potongan pesawat. "Biasanya sekali bawa, seminggu ini harus dua kali balik ke rumah untuk menambah dagangan," ujarnya, Rabu (16/5/2012).

Dengan berkeliling ke kerumunan di sekitar pos pencarian Desa Cipelang, Maliha bisa menjual 200 gorengan tiap hari, antara lain bala-bala, kroket, keripik kacang, getuk ketan goreng, dan mendoan. Dengan rata-rata harga Rp 1.000 per biji, Maliha bisa membawa pulang pendapatan Rp 200.000 sehari.

Sejumlah warga memanfaatkan ramainya pengunjung, peliput, dan personel SAR gabungan yang terlibat di misi pencarian itu dengan berjualan. Mereka antara lain berjualan kopi seduh, gorengan, kacang, tahu, minuman, dan rokok. Sebagian berkeliling, sebagian lagi membuka lapak di sekitar lapangan yang menjadi landasan helikopter.

Sebaliknya, bagi siswa-siswi SMP Negeri 1 Cijeruk, proses pencarian itu justru mengganggu proses belajar-mengajar. Setidaknya, mereka tak bisa berolah raga karena lapangan dijadikan landasan helikopter. Sementara itu, lapangan upacara dijadikan lokasi pendirian tenda tim SAR dari Rusia.

Selain itu, beberapa ruangan di sekolah itu juga dipakai sebagai tempat menginap wartawan dan tim SAR gabungan. Menurut Deden (14) dan Guruh (14), siswa kelas VIII SMP 1 Cijeruk, praktikum komputer juga tak bisa dilaksanakan karena sumber listrik digunakan untuk mendukung kerja wartawan dan tim SAR.

"Relatif terganggu sih karena suara helikopter datang dan pergi, tetapi kami bisa ketemu serta bertukar uang dan berfoto dengan orang Rusia. Ada enaknya juga," kata Guruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com