Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Berbeda dari Kedua Rutenya

Kompas.com - 15/05/2012, 03:45 WIB

General Marketing PT Sky Aviation Sutito Zainudin adalah satu dari puluhan penumpang Sukhoi Superjet 100 dalam joy flight pertama, Rabu (9/5) siang. Sebagai undangan, dia dan sejumlah tamu lain merasa sangat antusias menjajal kemampuan pesawat sipil buatan Rusia itu.

”Penumpang dalam penerbangan pertama itu semuanya adalah tamu undangan, termasuk saya. Beberapa orang dari manajemen PT Sky Aviation, beberapa maskapai penerbangan lain, serta pihak pemerintah juga ikut dalam penerbangan pertama itu. Kami antusias mencoba pesawat yang dilengkapi teknologi canggih dan terbaru ini,” ujar Sutito, Senin (14/5), saat dihubungi lewat telepon.

Penerbangan pertama dipimpin oleh pilot Aleksandr Yablontsev. Pilot yang sama ini juga memimpin perjalanan kedua dan diduga menabrak Gunung Salak. Kedua penerbangan ini sebenarnya dilakukan dalam rangka tur promosi pesawat ini ke Indonesia.

Setelah lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, pesawat pada penerbangan pertama melaju menuju ke arah selatan atau Bogor. Sesampainya di Bogor, pesawat lantas berbelok ke kiri dan akhirnya mendarat kembali di bandara tersebut setelah sekitar 30 menit mengangkasa. Seusai dari situ, Sutito kembali ke kantornya yang ada di area bandara.

Sementara itu, pesawat bersiap menjalani penerbangan kedua. Penerbangan kedua ini dimulai pukul 14.12. Pada penerbangan kedua, pesawat tidak berbelok ke kiri seperti saat penerbangan pertama, tetapi justru berbelok ke kanan setelah berada di atas Bogor.

”Rute yang kami tempuh pada penerbangan pertama memang agak berbeda dibandingkan penerbangan kedua. Kami tidak melewati Gunung Salak dan tidak sampai ke Pelabuhan Ratu,” kata Sutito.

Dia menjelaskan, sesuai standar penerbangan, setiap pesawat mesti mengajukan izin penerbangan (flight plan) yang antara lain berisi rute yang akan dilewati dalam perjalanan pesawat. Namun, Sutito tidak tahu persis izin penerbangan pada penerbangan kedua dan penyebab adanya perbedaan rute pada kedua penerbangan itu.

Persiapkan acara

Sebagai exclusive customer, PT Sky Aviation tidak hanya mendapatkan undangan untuk ikut serta dalam joy flight. Sejumlah kru juga diturunkan untuk membantu kesuksesan acara ini.

Di darat, beberapa staf perusahaan ini dijadikan penerima tamu yang juga bertugas menyambut tamu undangan. Tidak hanya itu, sejumlah pramugari perusahaan ini juga dikerahkan untuk melayani penumpang yang ikut dalam dua kali joy flight. ”Kami mempersiapkan 13 orang untuk acara ini,” kata Sutito.

Kelancaran acara ini sebenarnya menjadi impian dari perusahaan yang berencana memesan 12 unit pesawat Sukhoi Superjet 100. Bahkan, ada prediksi pesawat ini akan beroperasi pada Agustus mendatang. Namun, rencana tersebut akhirnya dihentikan sementara.

”Kami belum membicarakan lagi rencana ke depan. Sekarang kami masih dalam kondisi prihatin. Selain itu, belum juga ada hasil penyelidikan kejadian tersebut dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT),” ujarnya.

Setelah pesawat hilang dari radar dan komunikasi dengan petugas darat terputus, PT Sky Aviation juga ikut mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk membuat crisis center di kantor mereka. Satu pengumuman berisi nomor kontak petugas yang bisa dihubungi untuk menanyakan perkembangan dari kejadian pada Rabu malam itu tertempel di pintu masuk kantor.

Tim disebar mulai dari Bandara Halim Perdanakusuma, lokasi kejadian di Bogor, hingga RS Polri Kramatjati. Informasi dari Basarnas atau KNKT juga terus dipantau. ”Kami akan terus mengurus teman-teman kami (yang hilang). Perkembangan diperbarui dari hari ke hari. Kami juga mendata denah rumah setiap kawan kami,” ujarnya.

Pendampingan

Solidaritas untuk membantu keluarga korban juga dilakukan tim psikolog dari Asosiasi Psikologi Penerbang Indonesia dan Himpunan Psikologi Jakarta.

Tim yang beranggotakan 18 psikolog ini membuka posko di Bandara Halim Perdanakusuma dan RS Polri Kramatjati. Tim ini bertugas untuk memberikan pendampingan psikologi bagi keluarga korban.

Koordinator psikolog, Kolonel Widura, mengatakan, di hari-hari pertama, pihaknya mempersiapkan keluarga menghadapi kemungkinan terburuk. ”Kebanyakan masih ada keluarga besar yang bisa mendampingi keluarga inti menghadapi kejadian ini. Support ini juga sangat membantu,” ucapnya.

Posko ini sedianya akan dihentikan mulai Selasa ini. Meski demikian, tim tetap menyediakan jasa konseling dengan bertandang ke keluarga korban yang membutuhkan. Keluarga korban bisa menghubungi psikolog Murty melalui telepon.

Kemungkinan, posko psikologi ini akan diadakan lagi saat penyerahan jenazah kepada keluarga. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com