Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana untuk Sinematek Terkendala Prosedur

Kompas.com - 10/05/2012, 02:30 WIB

Jakarta, Kompas - Peran Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail dalam mengelola Pusat Informasi dan Dokumentasi Perfilman (Sinematek) Indonesia dipertanyakan. Selama ini, pihak yayasan hanya menunggu jatah dana dari PT Prodas yang mengelola gedung perfilman Usmar Ismail.

Idealnya, Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail (PPHUI) aktif mencari sumber dana untuk Sinematek. Adi Pranajaya, mantan Direktur Sinematek Indonesia periode 2003-2009, mengungkapkan, yayasan hanya menunggu dana pemerintah.

Pengucur dana itu diwakili pihak ketiga, yaitu PT Prodas Perdana, pengelola gedung PPHUI. Dari sewa gedung di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, itu, Sinematek mendapat jatah dana Rp 30 juta per bulan.

”Ketika Sinematek didirikan tahun 1972 belum di bawah yayasan. Tahun 1995, Sinematek dilimpahkan ke Yayasan PPHUI dengan harapan yayasan bisa mencari sumber-sumber dana,” kata Adi, Rabu (9/5).

Sumber dana seharusnya juga kerja sama dengan pihak lain lewat kegiatan terkait perfilman.

Mandiri

Saat ini, upaya menghidupi Sinematek datang dari pengelola Sinematek sendiri. Namun, uang yang mereka kumpulkan terganjal kebijakan Yayasan PPHUI. Menurut Adi, pihak yayasan mewajibkan alur dana masuk melalui Yayasan PPHUI. Dari situ dana diberikan ke Sinematek.

”Kenyataannya, sebagian uang yang masuk yayasan tak dikembalikan ke Sinematek,” kata Adi. Untuk menghidupi Sinematek, Adi membuat kegiatan tahunan dan melibatkan swasta, di antaranya pemutaran film, pameran lukisan, dan galang dana.

Hal senada diungkapkan sineas Riri Riza dan Mira Lesmana yang aktif membentuk komunitas Masyarakat Film Indonesia bersama pekerja film lainnya untuk menyelamatkan Sinematek. Mira mengatakan, mereka pernah mengumpulkan dana lalu hendak memberi langsung kepada pengelola Sinematek, tetapi tidak diizinkan pihak yayasan.

”Harus dibuat aturan jelas supaya tak terjadi tarik ulur semacam ini. Banyak orang ingin bantu Sinematek, tapi meragukan kemampuan yayasan mengelola Sinematek,” kata Mira.

Menurut Ketua Yayasan PPHUI Djonny Syafruddin, selain Sinematek ada dua divisi lain di bawah yayasan, yaitu divisi apresiasi (pemutaran film) dan divisi pendidikan (sekolah film). Setiap divisi diharapkan bisa mencari uang sendiri karena yayasan tidak dibolehkan mencari uang. (IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com