Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Pintar Kendalikan BBM Bersubsidi

Kompas.com - 03/05/2012, 05:58 WIB

Jakarta, kompas - Pengendalian subsidi bahan bakar minyak tidak hanya dapat dilakukan berdasarkan volume, kapasitas mesin, dan jenis kendaraan. Pengendalian bisa juga melalui diversifikasi energi dan penerapan sistem kartu pintar (smart card) pada pengisian BBM bersubsidi di SPBU. Sistem itu akan diuji coba di Jakarta.

Unggul Priyanto, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material menyatakan itu dalam jumpa pers tentang penurunan subsidi BBM melalui teknologi kartu pintar dan diversifikasi energi, di Jakarta, Rabu (2/5).

Kartu cip dapat menyimpan dan menyajikan data transaksi secara dinamis. Data terekam aman karena dilengkapi fitur enkripsi. ”Di dalamnya, antara lain, tersimpan data identitas pemilik kendaraan, data kendaraan, jatah atau kuota subsidi BBM,” ujar Hammam Riza, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT.

Sementara itu, di SPBU terpasang sistem pembaca kartu saat transaksi BBM. Dengan sistem ini, pembelian BBM bersubsidi dapat dibatasi sesuai jatah yang tercatat dalam kartu pintar. Pembacaan kartu ini dilakukan dengan mendekatkannya pada sensor di kotak pembaca data. Setiap kali pengisian, jatah yang tercatat akan dikurangi otomatis.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan, pemerintah masih mengkaji ulang opsi pembatasan BBM bersubsidi bagi mobil berdasarkan kapasitas mesin tertentu. Alasannya, penerapan pengendalian BBM dinilai sulit dilaksanakan karena butuh pengawasan yang ketat dan sistem pengendalian BBM bersubsidi yang baik untuk mencegah penyalahgunaan penyaluran BBM bersubsidi.

Uji coba

Kartu kendali BBM diterbitkan menggunakan data kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) pemilik kendaraan. Sistem kartu ini menggunakan platform yang sama dengan e-KTP sehingga pada pengembangan lebih lanjut memungkinkan dipadukan dengan e-KTP.

BPPT akan bekerja sama dengan BPH Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Pertamina untuk penyempurnaan di lapangan. Uji coba melihat keandalan dan keamanan sistem.

Kartu pintar dikembangkan para perekayasa teknologi informasi sejak tahun 2000. Pengembangan kartu juga bertujuan menghasilkan produk yang mudah dan murah dalam pembuatan dan pemakaiannya.

Menurut Unggul, menekan penggunaan BBM bersubsidi juga bisa dengan mendorong penggunaan premix (campuran premium dengan pertamax), biopremium (campuran premium dengan 5 persen bioetanol), dan biosolar (campuran solar dengan 10 persen biodiesel).

”Ini opsi untuk mengurangi subsidi BBM tanpa menaikkan harganya,” katanya.

Penggunaan bahan bakar nabati yang bersifat terbarukan itu juga dapat mengurangi konsumsi BBM fosil. (YUN/EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com