Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BlackBerry Akan Bangkit Paling Cepat 3 Tahun Lagi

Kompas.com - 01/05/2012, 05:36 WIB

KOMPAS.com — Research in Motion (RIM) selaku produsen BlackBerry masih menginginkan untuk bisa menyaingi Apple dan Samsung. Namun, diperlukan waktu yang tak singkat untuk mencapai hal tersebut.

Seperti dikutip dari Associate Press, investor terbesar ketiga RIM, Prem Watsa, menjelaskan bahwa investasi yang ditanamkan kepada RIM dianggapnya sebagai investasi jangka panjang. RIM juga tidak bisa langsung melihat hasilnya dalam hitungan bulan.

"Bisnis RIM akan bisa dilihat dalam tiga hingga lima tahun mendatang," kata Watsa.

Saat ini, RIM mengalami periode bisnis paling sulit dalam sejarahnya. Warga Kanada, yang menjadi markas RIM, dan Amerika Serikat, justru lebih menyukai ponsel iPhone milik Apple atau perangkat Google Android yang banyak dipopulerkan oleh Samsung Electronics.

Watsa juga mengakui bahwa menyaingi Apple dan Samsung tidaklah mudah. Hal itu dibuktikan dengan penjualan perangkat di tiap-tiap vendor hingga kuartal-I 2012.

Apple iPhone mampu terjual hingga 35,1 juta unit, sementara smartphone milik Samsung terjual 44,5 juta unit.

Ponsel BlackBerry besutan RIM hanya terjual 11,1 juta unit. RIM juga mengakui bahwa selama dua kuartal terakhir, mereka justru malah menurunkan nilai produknya.

"Memang tidak ada jaminan untuk bisa mengalahkan Apple ataupun Samsung dalam tiga atau lima tahun mendatang. Tapi kami akan berusaha," katanya.

Siapakah Watsa?
Watsa adalah seorang investor kawakan dari Kanada dan pendiri dari Fairfax Financial Holdings Ltd. Bahkan, kekayaannya sempat dibandingkan dengan investor kawakan Warren Buffet.

Pendiri RIM, Mike Lazaridis merekrut Watsa untuk bergabung menjadi dewan direksi RIM. Kondisi tersebut dilakukan saat Lazaridis dan Jim Balsillie mundur sebagai Co-CEO RIM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com