Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Widjajono Senang Melemparkan Wacana

Kompas.com - 22/04/2012, 07:28 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo sebagai seorang yang sering melemparkan wacana ke publik dan ini dinilai baik olehnya.

Fabby yang mengaku telah mengenal Widjajono semasa almarhum menjadi dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB),berpendapat Wamen ESDM ini sebagai orang yang suka mendobrak tradisi birokrasi.

"Saya apresiasi gaya-gayanya yang mendobrak tradisi birokrasi. Sejak jadi Wakil Menteri ESDM, ia mengumbar banyak gagasan yang menjadi banyak perdebatan," sebut Fabby ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/4/2012).

Ia menyebutkan, wacana terakhir yang dilemparkan almarhum ke publik adalah mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dengan premium menjadi premix.

Wacana-wacana yang dilontarkan Widjajono ke publik relatif belum teruji. Tetapi, kata Fabby, langkah yang dilakukan lulusan Teknik Perminyakan ITB ini hal yang bagus. Almarhum berani mengekspresikan suatu wacana menjadi suatu perdebatan publik.

Langkah ini pas karena dengan begitu bisa didapatkan kebijakan publik yang teruji. "Sebuah gagasan publik memang harus dimulai dengan suatu perdebatan," terang dia.

"Beliau selama ini sering melemparkan wacana yang sifatnya kontroversi. Orangnya senang atau rajin ngomong ke publik," tambah Fabby.

Wacana itu kontraproduktif tapi di sisi lain ini adalah sebuah terobosan. Widjajono tanpa sungkan dan secara lugas berani menyatakan apa yang menjadi pikirannya.

"Itu mendobrak tradisi selama ini bahwa yang namanya pejabat publik itu irit bicara. Biasanya pejabat ESDM itu baik dalam hal pembatasan BBM itu irit bicara. Kebekuan-kebekuan itu coba didobrak oleh Wamen. Sifatnya yang tidak birokratis itu cukup baik," pungkas Fabby.

Seperti diberitakan, Widjajono Partowidagdo meninggal dunia pada Sabtu (21/4/2012) di Nusa Tenggara Barat ketika mendaki Gunung Tambora.

Rombongan almarhum mendaki Gunung Tambora pada Jumat (20/4/2012) melalui jalur Doropeti. Rombongan sempat bermalam di Pos 3 Gunung Tambora.

Di tengah perjalanan, kondisi almarhum lemah sehingga pendakian dihentikan. Almarhum kemudian dibawa turun ke Pos 3 guna mendapat perawatan medis berupa bantuan pernapasan. Ketika perjalanan dari Pos 2 ke Pos 1, almarhum mengembuskan napas terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com