Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap Fraksi-fraksi di Banggar DPR

Kompas.com - 30/03/2012, 15:36 WIB
Caroline Damanik

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Anggaran DPR RI, Melchias Markus Mekeng, membacakan laporan rapat dan pernyataan sikap tiap fraksi dalam pembahasan tingkat I di Badan Anggaran mengenai opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diajukan pemerintah dalam sidang paripurna DPR RI di Gedung Nusantara II, Jumat (30/3/2012).

Pernyataan sikap yang dilaporkan Mekeng mencakup dukungan dan penolakan terhadap kenaikan harga BBM sampai dengan tambahan subsidi yang dinilai sesuai. Politisi Golkar ini menyebutkan, fraksinya mengusulkan tambahan alokasi subsidi dari Rp 167 triliun ke Rp 225 triliun dan menilai kenaikan harga BBM tidak tepat dilakukan saat ini.

"Tidaklah tepat untuk menaikkan harga BBM pada saat ini. Namun, mengenai keputusan, fraksi menyerahkan opsi kenaikan kepada pemerintah," ujar Mekeng.

Mengenai sikap Fraksi PDI-P, Mekeng mengatakan, fraksi dari partai berlambang banteng dengan moncong putih itu menolak kenaikan harga BBM dan mengusulkan subsidi anggaran hingga Rp 178 triliun. Penolakan juga disampaikan oleh Fraksi PKS. Namun, mereka menghendaki subsidi Rp 225 triliun.

"PKS menilai ada kegagalan pengelolaan di tubuh PLN karena meminta tambahan subsidi," ungkapnya.

Bersama keduanya, Mekeng mengatakan, Gerindra dan Hanura juga menolak kenaikan harga BBM yang diajukan pemerintah, termasuk opsi pencabutan Pasal 7 ayat 6 UU No 22 Tahun 2011 mengenai APBN 2011 yang berbunyi, "Pemerintah tidak diperbolehkan menaikkan harga BBM tanpa persetujuan DPR".

"Gerindra menyebutkan, masih banyak solusi tanpa harus menaikkan harga BBM atau mencabut subsidi dengan melakukan penghematan BBM dan sebagainya. Hanura juga menyatakan menolak perubahan Pasal 7 ayat 6," katanya.

Demokrat dengan jelas mendukung opsi yang diajukan pemerintah, begitu pula PKB. Sementara PAN, menurut Mekeng, hanya menyampaikan harapan untuk menghemat penggunaan BBM.

PPP, salah satu fraksi dari partai koalisi pemerintah, juga menyerahkan opsi kenaikan harga kepada pemerintah sebagai pihak yang berwenang mengatur subsidi yang tepat bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com