Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunun Harus Dikawal secara Istimewa?

Kompas.com - 24/03/2012, 05:30 WIB

Pengamanan sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sebenarnya tidak berlebihan. Bahkan, ketika, misalnya, ada salah satu saksi yang terancam akan dibunuh, Mindo Rosalina Manulang, pengamanan polisi masih tergolong standar. Memang dalam sidang kasus suap wisma atlet dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin aparat keamanan menyiapkan pendeteksi logam.

Pendeteksi logam pun sebenarnya tidak banyak fungsinya jika pengunjung membeludak. Terlebih jika saksinya tergolong tokoh yang menyita perhatian publik, seperti Angelina Sondakh. Namun, ada yang berbeda dalam persidangan kasus suap pemilihan Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia (DGS BI) dengan terdakwa Nunun Nurbaeti. Belum pernah terdengar ada ancaman terhadap Nunun di persidangan. Tidak juga ada kabar bahwa persidangan ini membahayakan Nunun.

Namun, pengamanan oleh polisi, terutama yang dilakukan terhadap Nunun, luar biasa ketat. Polisi biasa baris dua lajur mengamankan jalan yang dilewati Nunun, baik saat dia keluar dari ruang terdakwa ke ruang sidang maupun dari ruang sidang menuju lift hingga ke mobil tahanan.

Kadang pengamanan polisi yang ekstraketat ini membuat kerja wartawan yang meliput sidang Nunun kesulitan. Mereka tidak pernah leluasa mewawancarai Nunun. Kamerawan televisi dan fotografer sulit mendapatkan gambar Nunun ketika berjalan ke ruang sidang atau dari sana.

Tidak biasanya polisi disiapkan berjajar khusus mengamankan Nunun ketika berjalan. Seolah Nunun adalah terdakwa yang terancam nyawanya. Ini belum ditambah dengan pengawal pribadi Nunun. Sejumlah pria kekar dengan perawakan tinggi sigap menghalau siapa pun yang mencoba mengganggu Nunun saat berjalan. Salah satu pengacara Nunun, Ina Rahman, memang mengakui kliennya meminta dikawal. ”Kalau pengawalan polisi saya tidak tahu. Kami tidak pernah meminta. Kalau pengawal pribadi memang iya,” katanya.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto pernah ditanya wartawan perihal pengamanan berlebihan yang diberikan polisi kepada Nunun. Apakah karena Nunun istri mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal (Purn) Adang Daradjatun, Bambang mengatakan, ”Tak ada keistimewaan yang kami berikan.”

Rabu (21/3) siang itu, Nunun, yang tidak melepas kacamata hitamnya selama persidangan, memang terlihat istimewa. Berjalan di antara bintara polisi yang berjajar dan sigap menghalau gangguan, Nunun terlihat bukan seperti terdakwa kasus korupsi. Dia seperti masih istri seorang petinggi kepolisian yang masih aktif. (KHAERUDIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com