Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Solid

Kompas.com - 16/03/2012, 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi membantah ada konflik internal, baik antar-pimpinan maupun pimpinan dengan penyidik. Isu perpecahan yang beredar dinilai manipulatif. KPK tetap kompak dan solid.

”Kami tetap kompak, solid sehingga upaya-upaya pemberantasan korupsi yang menanti kami bisa diselesaikan,” kata Ketua KPK Abraham Samad dalam pertemuan dengan wartawan di Gedung KPK, Kamis (15/3). Semua pimpinan KPK, yaitu Abraham, Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain, hadir.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menambahkan, berita yang beredar dengan menyebut adanya protes atau unjuk rasa penyidik akibat dikembalikannya sejumlah penyidik sebagai manipulatif. ”Berita penyidik geruduk ruang pimpinan itu berlebihan, tendensius, dan manipulatif,” tandas Bambang.

Meski demikian, Bambang tidak membantah para penyidik bertemu dengan para pimpinan. ”Kami ketemu di ruang rapat, hampir sebagian besar penyidik berdiskusi. Kok, sebagian teman penyidik yang ditarik. Kami memulangkan atau kembalikan, itu sudah sering di KPK. Kami kembalikan itu bisa karena jaga independensi, waktunya habis, atau ditarik karena ada promosi,” tutur Bambang.

Busyro juga menyebut perpecahan itu tidak ada. ”Berita yang berkembang di BBM (Blackberry Messenger) ada konflik, itu bluffing saja,” kata Busyro.

Abraham juga membantah pemulangan sejumlah penyidik terkait penanganan kasus suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang melibatkan Miranda Swaray Goeltom. Abraham membantah pemulangan penyidik karena penyidik itu bisa mengungkap keterlibatan Artha Graha dalam kasus itu.

”Saya termasuk orang yang paling mendorong dijadikannya MSG (Miranda) tersangka. Saya sangat mendukung siapa pun yang terlibat kasus MSG itu harus dibongkar,” katanya.

”Tentang ada beberapa akun Twitter yang bertujuan mendiskreditkan saya, bahkan dalam jangka panjang menghancurkan saya, berusaha menendang saya dari KPK. Isi akun itu bertolak belakang dengan apa yang saya lakukan,” ujar Abraham seraya membantah penetapan Miranda dan Angelina terburu-buru. ”Keduanya ditetapkan secara kolegial,” katanya.

Wajar

Namun, perbedaan pendapat yang diduga terjadi di KPK masih dinilai wajar karena bagian dari adaptasi para pimpinan lembaga itu. ”Dari lima pimpinan KPK saat ini, hanya Zulkarnain yang berlatar belakang birokrat, yaitu dari kejaksaan. Dengan demikian, hanya dia yang terbiasa bekerja dalam kelompok. Perbedaan pendapat bagian dari membangun saling pengertian dalam kerja KPK yang bersifat kolektif kolegial,” kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P, Trimedya Panjaitan.

Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menambahkan, pimpinan KPK harus memiliki standar prosedur operasi yang jelas. Kejelasan itu misalnya ketika menetapkan kasus ke penyelidikan dan penyidikan atau menetapkan seseorang jadi tersangka dan saksi. (RAY/BIL/NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com