Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentara Budaya Bali Gelar Diskusi Nyepi

Kompas.com - 15/03/2012, 21:28 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com--Bentara Budaya Bali menggelar diskusi Sandyakala Sastra bertajuk Hari Raya Nyepi dalam Perspektif Sastra dengan menampilkan pembicara I Wayan Westa, pengamat budaya yang juga editor buku sastra berbahasa daerah Bali.

"Diskusi yang akan berlangsung Kamis malam melibatkan berbagai elemen masyarakat, sebagai salah satu kegiatan menyongsong hari Suci Nyepi, Tahun Baru Saka 1934 yang jatuh pada Jumat, 23 Maret 2012," kata Putu Aryastawa dari  Bentara Budaya  Bali Ketewel, Kabupaten Gianyar, Kamis.

Ia mengatakan,  diskusi itu sangat penting artinya, mengingat dalam perkembangannya, Nyepi tidak hanya dipandang sebagai momentum kontemplasi dan retrospeksi.

Selama sehari penuh (24 jam) umat Hindu diwajibkan menaati  catur brata penyepian, yang meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan kegiatan), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu maupun tidak mengadakan hiburan/bersenang-senang).

Putu Aryastawa menambahkan, nyepi kerap diaktualisasikan sebagai upaya penyadaran untuk mengingatkan pentingnya lingkungan yang bebas dari aneka polusi, termasuk akibat limbah CO2 dari kendaraan-kendaraan bermotor.

Satu hari Nyepi terbukti telah mengurangi dampak pemanasan global dan penghematan energi yang tinggi.

I Wayan Westa, pembicara utama dalam diskusi itu akan mengungkapkan seputar Hari Raya Nyepi yang bersumber dari lontar dan karya sastra modern.

Selain mendalami Nyepi lewat literatur, redaktur majalah SARAD dan kini SABDA tersebut juga akan mengajak peserta diskusi untuk mengkritisi berbagai fenomena yang masih berkaitan dengan perayaan suci setahun sekali itu.

Pria kelahiran Klungkung, 27 Januari 1965  menekuni dunia jurnalistik, tulisannya dimuat di sejumlah media seperti Mingguan Karya Bhakti, Harian Nusa,  Bali Post, Kompas, Majalah SARAD, dan Radar Bali.

Tahun 1999 ia bekerja di The Ford Foundation dalam rangka Program Pemetaan Bahasa Nusantara, menyunting sejumlah buku  diterbitkan Yayasan Obor Indonesia, seperti Wulan Sedhuwuring Geni (Antologi Cerpen dan Puisi Daerah), Seribu Kunang-Kunang di Manhatan (Terjemahan dalam 13 Bahasa Daerah), dan Sunari (Novel Basa Bali karya Ketut Rida).

"Diskusi tersebut diharapkan dapat memperkaya pengetahuan umat Hindu tentang Nyepi berikut kebudayaan yang mengiringinya serta bisa menjadi tuntunan untuk menyambut hari perenungan tersebut," harap Putu Aryastawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com