Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa: Ada Iktikad Tidak Baik dari Ali Mudhori

Kompas.com - 09/03/2012, 16:09 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Ali Mudhori, kembali tidak memenuhi panggilan persidangan kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi dengan terdakwa I Nyoman Suisnaya yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (9/3/2012). Ali kembali mengaku sakit.

"Kami dapat surat keterangan dokter seperti surat yang lalu, tapi ini surat dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi," kata anggota tim jaksa penuntut umum, Muhibuddin.

Dalam persidangan sebelumnya, Senin (5/3/2012), Ali mangkir dengan surat keterangan sakit dari RS Wijaya Kusuma, Lumajang, Jawa Timur. Surat tertanggal 3 Maret 2011 tersebut menyatakan, Ali diharuskan menjalani perawatan sekitar lima hari. Muhibuddin mengatakan, pihaknya telah mengirim tim untuk mengecek kondisi Ali Mudhori di RS Wijaya Kusuma tersebut. Namun, menurutnya, Ali tidak datang lagi ke rumah sakit tersebut untuk menjalani pemeriksaan darah seperti yang diharuskan, setelah dia pertama kali datang, Sabtu (3/3/2012).

"Kita sudah kirim tim ke sana, ternyata dari Rumah Sakit Wijaya Kusuma yang bersangkutan tidak datang ke rumah sakit tersebut untuk pemeriksaan darah," ungkap Muhibuddin.

Tim jaksa penuntut umum pun, lanjut Muhibuddin, telah menurunkan tim untuk mencari Ali di rumahnya di Lumajang dan di beberapa tempat, tetapi Ali tidak juga ditemukan.

Siang tadi, jaksa KPK kembali mendapat surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa Ali Mudhori sakit. Kali ini, surat dikeluarkan Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi.

"Kami melihat adanya iktikad tidak baik dari yang bersangkutan untuk memenuhi panggilan majelis hakim," kata Muhibuddin. "Senin kemarin, yang bersangkutan minta keterangan dokter RS Mitra Keluarga Bekasi meskipun di Jakarta dia berdomisili di rumah istrinya, di Kompleks DPR," katanya lagi.

Kuasa hukum Nyoman, Muniar Sitanggang, merasa keberatan dengan mangkirnya Ali ini. Menurut Muniar, pihaknya belum mengonfirmasi sejumlah hal kepada Ali yang dapat digunakan untuk membangun pembelaan untuk Nyoman.

"Kami keberatan apabila Ali tidak diselesaikan pemeriksaannya karena kami belum bertanya, kami tidak bisa konfrontir Ali, apalagi taping-nya (rekaman pembicaraan) dengan Fauzi mengatakan, 'Kalau Dadong dan Nyoman susah diatur, akan kami pindahkan'," katanya.

Kasus ini berawal dari tertangkapnya Nyoman, Dadong Irbarelawan, dan Dharnawati sesaat setelah serah terima uang Rp 1,5 miliar yang diduga commitment fee terkait proyek PPID di empat kabupaten di Papua. Keterangan Ali Mudhori dianggap penting dalam mengungkap keterlibatan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar.

Ali terlibat dalam rencana pemberian uang commitment fee Rp 1,5 miliar dari pengusaha Dharnawati ke Kemennakertrans. Rekaman pembicaraan antara Ali dan Fauzi, mantan tim asistensi Mennakertrans, mengungkapkan, ada koordinasi dengan menteri terkait rencana pemberian commitment fee ini. Namun, Ali kerap mangkir dari panggilan persidangan dengan alasan sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com