Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angelina, Seandainya Saja

Kompas.com - 21/02/2012, 03:39 WIB

Sekitar 30 orang duduk di sebuah warung kopi di Jalan Achmad Yani, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (17/2) petang. Alunan musik khas Minahasa mengiringi beragam perbincangan di tempat itu. Seiring datangnya malam, kian jelas terdengar, Angelina Sondakh adalah nama yang paling banyak disebut.

”Jika tidak ada kejadian itu, karier politiknya terbuka lebar. Bahkan, tak tertutup kemungkinan ia menjadi Gubernur Sulut periode 2015-2020,” ungkap Mero Kindangen, seorang pengunjung warung kopi itu, tentang Angelina, politisi dari Partai Demokrat yang kini menjadi tersangka kasus korupsi pembangunan wisma atlet untuk SEA Games di Palembang.

Bagi Mero, Angelina (pernah) memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi orang nomor satu di Sulut. Bahkan, di usianya yang baru 34 tahun, Puteri Indonesia tahun 2001 ini sudah memiliki karier politik membanggakan. ”Pada Pemilu 2004 dan 2009, dia dapat menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan di luar Sulut, yaitu Jawa Tengah. Tidak banyak politisi Sulut yang dapat melakukannya,” ucapnya lagi.

Sebelum kasus wisma atlet terkuak, Angelina juga memiliki posisi penting di Partai Demokrat, yaitu wakil sekretaris jenderal. Di Sulut, Angelina yang pernah hidup di Australia pun tidak hanya dikenal sebagai perempuan politisi yang cerdas. Keluarganya juga terhormat. Ayahnya, Lucky Sondakh, adalah mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi, Manado. Lucky juga seorang tokoh agama.

Kiprah keluarga Sondakh di dunia politik Sulut juga tak diragukan. AJ Sondakh, kakak Lucky, tidak hanya dikenang sebagai mantan Gubernur Sulut. Ia juga sering disebut sebagai suhu politisi di Manado. Dua anak AJ Sondakh, yaitu Denny Sondakh dan Inggrid Sondakh, juga sudah terdengar kiprah politiknya. Kini Denny menjadi Ketua DPRD Kota Manado, sedangkan Inggrid menjabat Ketua Partai Golkar Kabupaten Minahasa Utara.

”Di Sulut, kecerdasan atau pendidikan serta klan menjadi modal penting dalam politik. Secara pribadi, Angelina juga sudah populer,” kata Yong Ohoitimur, tokoh agama di Sulut.

Warga Sulut, menurut Yong, umumnya rasional dan cenderung enggan mencampuri urusan orang lain. Kondisi ini diduga menjadi salah satu penyebab sulit mendengar kalimat pembelaan dari warga Sulut terhadap Angelina. Yang umum terdengar adalah ungkapan menyayangkan mengapa dia (diduga) sampai terlibat dalam permainan kotor politik.

”Kasus Angelina adalah kasus korupsi. Opini publik sudah terbentuk dan masyarakat tak bodoh,” ucap Novie Kolinug, advokat dari Manado, saat ditanya apakah sebagian warga percaya Angelina terlibat kasus korupsi wisma atlet itu. Saat ditanya apakah Angelina bisa menduduki jabatan politik yang tinggi di Sulut jika badai politik yang menimpanya berakhir, sambil menggeleng perlahan Novie menjawab, ”Ini mungkin buah yang harus dia petik.” (NWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com