Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi "Kaveling" TNI-Polri Tak Perlu Pakai RUU Kamnas

Kompas.com - 20/02/2012, 16:44 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) diduga disusun hanya untuk membagi kewenangan antara Polri dan TNI sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Hal ini dinilai untuk memangkas sebagian kewenangan Polri. Oleh karena itu, menurut pengamat kepolisian dan militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hermawan Sulistyo, jika yang diperdebatkan hanya masalah kewenangan kedua lembaga keamanan negara itu, maka cukup dibagi secara adil, tanpa perlu dibuat undang-undang.

"Kalau masalahnya soal rebutan 'kaveling', saya kira kalau merasa polisi mengambil kaveling TNI kebanyakan, ya tinggal kavelingnya dikecilin, tidak harus begini (dibuat RUU Kamnas)," ujarnya dalam diskusi mengenai RUU Kamnas di Jakarta, Senin (20/2/2012).

Sementara itu, Usman Hamid aktivis Kontras berpendapat bahwa adanya undang-undang ini tidak memberikan keuntungan, baik di pihak TNI maupun Polri. RUU itu justru menurutnya akan menimbulkan area abu-abu karena lembaga-lembaga lain selain TNI dan Polri juga bisa mendapat kewenangan untuk melakukan penangkapan, pemeriksaan, dan penyadapan.

"Saya mendengar RUU ini dimaksudkan untuk mengatasi persoalan antara hubungan TNI dan Polri. Tapi kalau melihat isinya, justru akan menimbulkan banyak masalah," ungkapnya.

"Dalam RUU Kamnas yang sekarang, kewenangan untuk menangkap, menyadap, dan memeriksa seseorang tidak hanya milik seseorang, tapi juga bisa diberikan pada unsur keamanan nasional yang lain: BNPT, TNI, BIN, kementerian, dan BNPB. Akibatnya, hampir semua lembaga yang bukan lembaga penegakan hukum, seperti kepolisian dan kejaksaan, juga diberikan kewenangan hukum yang tumpang tindih," lanjutnya.

Oleh karena itu, baik Heryawan maupun Usman mengungkapkan alangkah baiknya draf rancangan undang-undang tersebut dibatalkan, ditarik, dan direvisi kembali sehingga tidak menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. "Banyak masalah dalam RUU ini yang sudah sering dibahas, jadi saya rasa RUU ini harus direvisi dulu sebelum dilanjutkan lagi," pungkas Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com