Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPK Akui Ada Perbedaan Pandangan soal Century

Kompas.com - 15/02/2012, 12:03 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengakui ada perbedaan pandangan di internal KPK dalam penanganan kasus bail out Bank Century senilai Rp 6,7 triliun.

”Ada dua pandangan yang berkembang,” kata Abraham saat rapat kerja dengan Tim Pengawas kasus Century di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (15/2/2012).

Abraham didampingi pimpinan KPK lain, yakni Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, dan Zulkarnaen. Rapat kerja itu juga mengundang Badan Pemeriksa Keuangan yang dihadiri Ketua BPK Hadi Purnomo dan jajarannya.

Abraham mengatakan, di masa kepemimpinan KPK periode ke III, pihaknya sudah melakukan dua kali ekspos kasus Century. Berdasarkan eskpos tersebut, kata dia, para penyelidik meminta waktu untuk lebih mendalami.

Dikatakan Abraham, Wakil Ketua Bidang Penindakan Zulkarnaen sudah merekonstruksi pasal-pasal apa saja yang bisa digunakan jika kasus itu ditingkatkan ke tahap penyidikan.

Adapun Bambang, tambah Abraham, sependapat dengan dengan penyelidik. Namun, kata dia, Bambang menyarankan meminta keterangan para ahli, di antaranya ahli pidana, perdata, tata usaha negara, keuangan, dan perbankan.

”Tentunya ahli yang akan dimintakan keterangan itu ahli yang profesional dan tidak diragukan dari segi independensi dan integeritas sehingga keterangan mereka tidak menimbulkan pro kontra,” kata Abraham

”Namun, bahwa keterangan ahli itu tentu tidak serta merta mengikat kita untuk sependapat. Tentunya dalam menelaah kasus kita punya persepsi dan ilmu hukum yang bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas mantan pengacara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com