Jakarta, Kompas
Hal itu dikatakan Boediono dalam peluncuran buku otobiografi Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, Sabtu (11/2), di Jakarta. Buku berjudul Irman Gusman Jiwa yang Merajut Nusantara itu diluncurkan tepat pada hari ulang tahun ke-50 Irman.
Menurut Boediono, saat inilah waktu yang tepat untuk menata pilar demokrasi sekaligus mengatur kembali aturan main dalam kehidupan bernegara. Tugas ini akan terasa lebih berat karena kondisi masyarakat yang beragam, berbeda dengan negara lain yang secara sosiokultural lebih homogen.
Irman mengingatkan perlunya meningkatkan sinergi demi mengatasi persoalan bangsa. Persoalan itu masih berderet panjang, di antaranya dalam bidang penegakan hukum dan keadilan, pemberantasan korupsi, konflik pertanahan, keamanan dan ketertiban yang ditandai dengan tingginya angka kriminalitas,
Reformasi yang berlangsung selama 13 tahun ini, ungkap Irman, belum bisa menjawab persoalan itu. Pasalnya, reformasi masih sebatas prosedural dan belum diisi dengan hal-hal substantif.
Ia mengingatkan agar Indonesia tidak sampai seperti Uni
Peluncuran buku Irman Gusman itu berlangsung meriah. Puluhan rangkaian bunga berjajar dari tempat parkir hingga pintu masuk Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Selain Boediono, tokoh yang juga hadir, antara lain, Ketua MPR Taufiq Kiemas, mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, mantan anggota Dewan Penasihat Presiden Adnan Buyung Nasution, dan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung. Acara itu juga dimeriahkan sejumlah artis, seperti Titi Dj, Rini Idol, dan Marcel. Hadirin juga disuguhi sejumlah lagu.
Acara berlangsung meriah. ”Saya kenal Irman sudah lama. Lebih dari 20 tahun lalu. Dia teman yang baik,” katanya.
Boediono juga mengenal baik Irman dan memiliki pengalaman unik dengannya.