Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Diharapkan Ungkap Keterlibatan Anas di Permai Grup

Kompas.com - 08/02/2012, 07:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Rabu (8/2/2012) ini, kembali menggelar sidang terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011, Muhammad Nazaruddin. Kali ini, sidang mengagendakan pemeriksaan terhadap dua pegawai Permai Grup sebagai saksi.

"Saiful Fahmi dan Saiful Basri itu orang-orangnya Anas di Permai Grup, kita lihat saja kesaksiannya nanti," kata salah satu kuasa hukum Nazaruddin, Rufinus Hutahuruk, kepada wartawan, Selasa kemarin.

Menurutnya, selain dua pegawai Permai Grup itu, jaksa akan mengagendakan pemeriksaan dua pegawai Bank Central Asia Cabang Bidakara yang menangani pencairan sejumlah cek Nazaruddin. Mereka adalah Yuli Adam Barata dan Astri Diyana Samantri.

Rufinus berharap para saksi dapat mengungkapkan kepada siapa sebenarnya cek Rp 4,6 miliar dari PT Duta Graha Indah itu diberikan. Selama ini pihak Nazaruddin berkilah kalau cek itu untuk perusahaan Permai Grup, bukan untuk Nazaruddin pribadi.

"Itu uangnya katanya dikasih ke Nazaruddin, tetapi disidang kemarin dibilang Yulianis, terus katanya uangnya ditaruh di brankas kantor," ujarnya.

Adapun Permai Grup, menurut pihak Nazaruddin, merupakan perusahaan milik Anas Urbaningrum.

"Nah, itu (Permai Grup) kantor siapa? Siapa, sih, pemilik perusahaan itu yang akan dibuktikan," kata Rufinus.

Saat bersaksi dalam persidangan sebelumnya, Mindo Rosalina Manulang (Direktur Pemasaran PT Anak Negeri) mengungkapkan bahwa Anas juga pemilik Permai Grup. Rosa mengaku kerap melihat Anas di perusahaan itu saat Permai Grup masih berlokasi di Tebet, Jakarta, Selatan, sekitar tahun 2008. Paling tidak, kata Rosa, Anas mengikuti rapat perusahaan yang diadakan dua sampai tiga kali seminggu.

Sementara mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis mengatakan bahwa nama Anas Urbaningrum tidak terdapat dalam akta pendirian perusahaan. Menurut akta, pemilik perusahaan itu, kata Yulianis, adalah Nazaruddin bersama istrinya, Neneng Sri Wahyuni, serta dua saudara Nazaruddin, yakni M Nasir dan Mujahidin Nur Hasyim.

Adapun Nazaruddin didakwa menerima suap berupa cek senilai Rp 4,6 miliar dan Mohamad El Idris (Manajer Pemasaran PT DGI) dan Mindo Rosalina Manulang terkait pemenangan PT DGI sebagai pelaksana proyek wisma atlet. Cek tersebut diserahkan Idris ke Yulianis selaku Wakil Direktur Keuangan kemudian Yulianis memerintahkan staf lainnya untuk mencairkan cek itu. Lalu, uang hasil pencairan cek disimpan dalam brankas khusus yang diatur Neneng Sri Wahyuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KY Gelar Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung, Publik Bisa Bertanya

    KY Gelar Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung, Publik Bisa Bertanya

    Nasional
    Megawati Tantang Penyidik Menghadap, KPK Jangan Gentar

    Megawati Tantang Penyidik Menghadap, KPK Jangan Gentar

    Nasional
    Jamaah Islamiyah Bubar, Berikut Jejak Teror Bom Terbesar yang Didalangi di Indonesia

    Jamaah Islamiyah Bubar, Berikut Jejak Teror Bom Terbesar yang Didalangi di Indonesia

    Nasional
    Masuk Pekan Terakhir, 84 Orang Sudah Mendaftar Jadi Capim dan Dewas KPK

    Masuk Pekan Terakhir, 84 Orang Sudah Mendaftar Jadi Capim dan Dewas KPK

    Nasional
    Pakar Nilai Kemungkinan Afif Maulana Melompat ke Sungai Kecil, Ini Penjelasannya

    Pakar Nilai Kemungkinan Afif Maulana Melompat ke Sungai Kecil, Ini Penjelasannya

    Nasional
    Soliditas KIM Saat Pilkada Dinilai Tergantung Kepentingan Lokal dan Ego Nasional

    Soliditas KIM Saat Pilkada Dinilai Tergantung Kepentingan Lokal dan Ego Nasional

    Nasional
    Tak Hanya di Banten, Pisah Jalan KIM Bisa Terjadi di Jakarta dan Jabar

    Tak Hanya di Banten, Pisah Jalan KIM Bisa Terjadi di Jakarta dan Jabar

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Pertemuan Megawati-Penyidik KPK Dinilai Bisa Redakan Isu Kasus Harun Masiku | Mahfud Sebut yang Kalah Pemilu Jangan Marah Melulu

    [POPULER NASIONAL] Pertemuan Megawati-Penyidik KPK Dinilai Bisa Redakan Isu Kasus Harun Masiku | Mahfud Sebut yang Kalah Pemilu Jangan Marah Melulu

    Nasional
    Pembangunan Bendungan Way Apu Tetap Terkendali, meski Alami Overtopping Akibat Cuaca Ekstrem

    Pembangunan Bendungan Way Apu Tetap Terkendali, meski Alami Overtopping Akibat Cuaca Ekstrem

    Nasional
    Besok, Pengadilan Tipikor Lanjutkan Sidang Perkara Gazalba Saleh

    Besok, Pengadilan Tipikor Lanjutkan Sidang Perkara Gazalba Saleh

    Nasional
    Tembus Hutan 8 Hari, TNI Ambil Alih Bandara Agandugume yang Dikuasai OPM

    Tembus Hutan 8 Hari, TNI Ambil Alih Bandara Agandugume yang Dikuasai OPM

    Nasional
    Prajurit Satgultor 81 Praka Jingko Lewi Kase jadi Siswa Terbaik Latihan Militer Lintas Negara di Australia

    Prajurit Satgultor 81 Praka Jingko Lewi Kase jadi Siswa Terbaik Latihan Militer Lintas Negara di Australia

    Nasional
    Survei Indikator Politik: Ahmad Luthfi Teratas dalam 'Top of Mind’ Pilkada Jateng

    Survei Indikator Politik: Ahmad Luthfi Teratas dalam 'Top of Mind’ Pilkada Jateng

    Nasional
    Survei Indikator Politik: Kaesang Raih Elektabilitas Tertinggi di Jateng, Disusul Ahmad Luthfi

    Survei Indikator Politik: Kaesang Raih Elektabilitas Tertinggi di Jateng, Disusul Ahmad Luthfi

    Nasional
    Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Masih Ditutup, Ini Alasannya

    Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral Masih Ditutup, Ini Alasannya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com