Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Miranda, Apa Kabar Tjahjo dan Emir?

Kompas.com - 27/01/2012, 19:50 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch mengungkapkan, meski Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan Miranda Swaray Goeltom sebagai tersangka, masih ada nama-nama lain yang belum tersentuh dalam perkara ini. Di antaranya Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Izedrik Emir Moeis dan Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo. Keduanya diduga mengetahui awal kasus cek perjalanan mengalir untuk pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang dimenangkan Miranda.

"KPK perlu mencermati beberapa pihak yang belum tersentuh. Seperti beberapa figur politik Tjahjo Kumolo dan Emir Moeis yang memang hingga saat ini belum tersentuh," ujar Aktivis ICW, Febri Diansyah, di kantornya, di Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2012).

Hal yang serupa diungkapkan oleh pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya. Menurutnya, kasus ini jelas-jelas memiliki nuansa politik yang tinggi di mana hak seorang anggota dewan dibajak oleh petinggi partai politik. Mereka diharuskan memilih dalam fraksi sesuai dengan perintah si ketua. Oleh karena itu, peran orang-orang yang memegang kuasa saat pemilihan Miranda harus ditelusuri juga.

"DPR bisa memilih banyak pejabat institusi. Yang berbahaya ketika ada upaya monopoli mengambil keputusan. Upaya kooptasi, dengan disebut suara fraksi. Perintah dari atas untuk memilih, itu harus. Tidak ada kesempatan untuk menolak karena ada mekanisme recall dan diancam dari dalam," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan nama Emir dan Tjahjo akrab didengar dalam kasus ini. Mereka beberapa kali dipanggil KPK sebagai saksi untuk sejumlah anggota Fraksi PDIP yang menerima "uang terimakasih" dari Miranda untuk memilihnya sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Ketika kasus ini bergulir, Emir menjabat sebagai anggota Komisi IX DPR RI yang menangani soal keuangan dan perbankan. Komisi IX pula yang bertugas melakukan uji kelayakan bagi calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Saat pencalonan itu ada beberapa nama yang diajukan, salah satunya Miranda Goeltom.

Namun, Emir telah beberapa kali membantah keterlibatannya dalam aliran cek perjalanan itu. Sementara, nama Tjahjo disebut juga oleh bekas koleganya di PDI Perjuangan, Agus Condro yang mengatakan, anggota PDI Perjuangan di DPR memilih Miranda lantaran diperintahkan petinggi fraksi, termasuk Tjahjo. Bahkan, menurut Agus, Tjahjo juga mengatakan ada tawaran sampai Rp 500 juta dari Miranda untuk setiap anggota yang memilihnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

    Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

    Nasional
    Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

    Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

    Nasional
    DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

    DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

    Nasional
    Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

    Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

    Nasional
    Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

    Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

    Nasional
    Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

    Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

    Nasional
    Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

    Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

    Nasional
    Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

    Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

    Nasional
    Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

    Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

    Nasional
    Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

    Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

    Nasional
    Zita Anjani Berkurban Dua Sapi di Cipinang, Beri Nama Anyeong dan Haseyo

    Zita Anjani Berkurban Dua Sapi di Cipinang, Beri Nama Anyeong dan Haseyo

    Nasional
    Rayakan Idul Adha, Menko Polhukam Ungkit Pengorbanan untuk Bangsa dan Negara

    Rayakan Idul Adha, Menko Polhukam Ungkit Pengorbanan untuk Bangsa dan Negara

    Nasional
    Paus Fransiskus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal Pada 5 September 2024

    Paus Fransiskus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal Pada 5 September 2024

    Nasional
    Soal Kans Dampingi Anies pada Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Belum Membicarakan sampai ke Situ

    Soal Kans Dampingi Anies pada Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Belum Membicarakan sampai ke Situ

    Nasional
    Pimpinan KPK Dinilai Tak Mau Tangkap Harun Masiku, Bukan Tidak Mampu

    Pimpinan KPK Dinilai Tak Mau Tangkap Harun Masiku, Bukan Tidak Mampu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com