JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom, bersikukuh tak tahu-menahu siapa sponsor di balik pemberian cek perjalanan kepada anggota DPR untuk memilih dirinya. Meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkannya sebagai tersangka, Miranda tetap menyatakan dirinya tak mengetahui ihwal adanya suap berupa cek perjalanan.
Menanggapi hal tersebut, aktivis Indonesia Corruption Watch, Febri Diansyah mengungkapkan, Miranda jangan tutupi apa yang ia ketahui, karena itu justru akan merugikannya sendiri. "Kalau mau bantah silakan itu hak dia. Cuma saya berharap Miranda kooperatif dengan KPK memberi penjelasan informasi-informasi agar relevan jangan sampai berhenti di dia sendiri saja. Intinya, Miranda jangan mau jadi tumbal," jelas Febri di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2012).
Sementara itu, mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Husein mensinyalir bahwa sponsor-sponsor yang membantu Miranda, adalah bank-bank bermasalah. Namun, ia enggan menyebutkan lebih jauh sejumlah bank yang diduga kuat membantu Miranda dalam pemenangan sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia periode 2004.
"Dia mengaku dalam pemilihan ada sponsor. Sponsor biasanya adalah bank-bank bermasalah. Logikanya sudah ada, tapi masalah hukum kan harus ada bukti bukan keterangan satu dua orang saja. Harus ditelusuri lagi sejauh mana pihak-pihak lain terlibat untuk ini," jelas Yunus.
Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki yang juga hadir dalam jumpa pers di kantor ICW sore tadi mengungkapkan sponsor yang memilih Miranda, adalah pihak yang memiliki kepentingan, karena ia menjadi Deputi Gubernur Senior BI. Nunun Nurbaeti, kata dia, sudah melepaskan tanggungjawabnya pada Miranda untuk tidak menjawab sponsor tersebut.
Oleh karena itu, KPK yang harus mengubah haluan untuk menelusuri itu dari Miranda. "Tradisi sponsor pihak lain dari calon di BI tentu ada kepentingan karena Miranda menjadi DGS BI di bidang pengawasan. Nunun kan sudah kelihatan dia tidak ingin menyebut siapa sponsornya, Miranda. Pasti ada orang kuat yang mengatur ini," jelasnya.
Ia pun yakin, Miranda berat untuk mengungkapkan siapa sponsornya. "Saya enggak yakin juga Miranda akan sebut sponsornya dalam pemilihan itu. Kini KPK harus ubah tim di dalam internalnya untuk mengusut ini," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.