JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Direktur Utama Pertamina Ari H Soemarno merasa tidak yakin pengalihan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari premium ke pertamax dan bahan bakar gas akan berhasil dilakukan. Ia beralasan, kebijakan itu merupakan diversifikasi energi dan sifatnya jangka panjang.
"Itu perlu waktu, ya. Oleh karena itu, saya berpendapat, pengalihan untuk pemakaian premium ke gas itu merupakan program diversifikasi energi dan sifatnya jangka panjang," ujar Ari kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa ( 17/1/2012 ).
Karena sifatnya jangka panjang, ia tidak yakin peralihan BBM bersubsidi ke bahan bakar gas dan pertamax berhasil dilakukan untuk jangka pendek. Pasalnya, pemerintah memang ingin melakukan ini mulai 1 April mendatang. "Saya enggak yakin sama sekali itu karena perlu makan waktu," tegas Ari.
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh peneliti Center Strategic and International Studies (CSIS), Pande Radja Silalahi. Pande mengemukakan, ternyata pemerintah belum jelas dalam menetapkan siapa yang berhak dan tidak berhak menggunakan BBM bersubsidi. Ketidakjelasan juga terlihat pada batasan hak masyarakat dalam memakai BBM bersubsidi.
"Kemudian menterinya (Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia) mengatakan, kalau berhasil 50 persen, sudah syukur. Kacaukan, kan, itu sudah. Kita bisa mengajukan kepada masyarakat suatu ketidakpastian. Sebagai pejabat tidak bisa itu," tutur Pande. Ia pun menyarakan agar pemerintah jangan tergesa-gesa.
Seperti diwartakan, pemerintah berencana mengalihkan konsumsi BBM bersubsidi menjadi pertamax dan gas untuk kendaraan pribadi per 1 April nanti. Kendaraan umum akan diberlakukan kuota konsumsi BBM bersubsidi. Dengan begitu, baik angkutan umum maupun sepeda motor tetap bisa menggunakan BBM bersubsidi, seperti premium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.