Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Penembakan Aceh Jelas Motif Politik

Kompas.com - 06/01/2012, 16:48 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan bersenjata yang terjadi di Aceh yang eskalasinya terus meningkat akhir-akhir ini dinilai bukan kekerasan kriminal biasa. Jika merunut ke belakang, sejumlah kasus kekerasan di negeri Serambi Mekah itu diduga kuat berkaitan dengan situasi politik lokal.

Direktur Program Imparsial Al Araf mengatakan, memang tidak semua kekerasan yang terjadi di Aceh bermuatan politik. Namun, menurutnya, ketika korban ataupun peristiwa yang terjadi dekat momentum politik, jelas bahwa ada motif politik di belakangnya.

"Meningkatnya eskalasi kekerasan bersenjata yang terjadi pada 2011 di Aceh tidak bisa dilepaskan dari motif politik. Ada sejumlah argumentasi yang dapat tercapaikan bahwa ini semua memiliki motif politik," ujar Al Araf saat jumpa pers di Kantor Imparsial, Jakarta, Jumat (6/1/2011).

Al Araf memaparkan, argumentasi pertama adalah kekerasan tersebut eskalasinya terus meningkat menjelang pemilihan kepala daerah. Berdasarkan catatan Imparsial, papar Al Araf, sepanjang tahun 2011 hingga 2012 telah terjadi kekerasan sebanyak 17 kali dengan korban meninggal 15 orang dan luka-luka 17 orang di Aceh.

"Jenis kasusnya beragam dan kebanyakan pelakunya adalah orang tidak dikenal (OTK) serta sebagian besar dari kasus itu tidak terungkap. Situasi itu belum lagi ditambah dengan peristiwa pelemparan granat sebanyak tiga kali dan hingga kini kasusnya juga belum terungkap," paparnya.

Argumentasi kedua, lanjut Al Araf, setiap menjelang dilakukannya Pilkada Aceh, sejak tahun 2006, 2009, hingga 2012 ini memang terus terjadi kekerasan. Bahkan, Al Araf, menuturkan, delapan aktivis partai Aceh tewas menjelang Pilkada Aceh, yang hingga kini belum juga diketahui siapa pelakunya.

"Dan dalam kasus itu diduga dilakukan oleh aparat keamanan. Sekarang juga sama. Artinya rangkaian itu memang menunjukan adanya kecenderungan kekerasan senjata bermotif politik yang terjadi di Aceh," kata Al Araf.

Ditambahkan, ketidakmampuan kepolisian dalam melakukan pengungkapan berbagai kasus tersebut dapat dijadikan argumentasi lainnya. Al Araf menilai, dengan banyaknya ketidakjelasan siapa pelaku itu semakin menunjukan ada motif tertentu di balik kekerasan tersebut.

"Biasanya kekerasan oleh OTK, berarti ada apa-apanya, pasti ada motif politik di balik itu semua. Motif politiknya adalah mengganggu dan merusak proses perdamaian di Aceh. Bisa juga adanya keinginan menggiring dan memancing beberapa orang ke ranah politik tertentu. Tapi pandangan kami, jelas, kekerasan ini sangat mengganggu perdamaian di Aceh," tegasnya.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto di Jakarta, Jumat (6/1/2011), mengungkapkan sejumlah penembakan di Aceh tidak terkait dengan pemilihan umum kepala daerah Aceh. Ia mengatakan, berdasarkan laporan Kepala Polri dan Gubernur Aceh, penembakan itu disebabkan adanya kecemburuan sosial dari masyarakat.

Seperti diberitakan, sedikitnya lima orang terbunuh dalam aksi kekerasan yang terjadi dalam dua hari terakhir, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2012. Kekerasan itu diduga berkaitan dengan pilkada karena terjadi menjelang pelaksaaan pemilihan yang dijadwalkan oleh KIP Aceh berlangsung pada 16 Februari 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com