Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Perlu Tiru Gus Dur

Kompas.com - 30/12/2011, 17:23 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta serius dalam mengusut berbagai kasus terkait dengan pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia. Hal itu diungkapkan aktivis hak asasi manusia, Usman Hamid, menanggapi kasus pembakaran terhadap masjid, madrasah, dan rumah kelompok Syiah di Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Kamis (29/12/2011).

"Berlanjutnya kekerasan ini akibat lemah dan rendahnya kepemimpinan Presiden dalam menjaga kemajemukan hidup masyarakat. Berbeda dengan Gus Dur, yang wafatnya kita peringati 31 Desember ini, yang selalu berdiri paling depan berjuangan membela kelompok masyarakat kecil yang terancam hidup dan nasibnya," ujar Usman kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (30/12/2011).

Usman mengatakan, Presiden sebenarnya bisa mencontoh Gus Dur kalau dibekali pengetahuan dan sikap keberanian. Menurut dia, pemikiran dan praksis Gus Dur terhadap kehidupan beragama, berbangsa, serta bernegara begitu jelas diperlukan untuk melindungi dan membantu rakyat yang kesusahan serta terancam keberadaan dan nasibnya.

"Kekerasan di Sampang menyusul sederet kekerasan berdimensi hak beragama dan berkeyakinan, seperti insiden Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, pembakaran masjid di Medan, hingga penyerangan gereja Temanggung dan gereja Kepunton Solo, semua terjadi pada tahun 2011. Negara harus mengusut tuntas hingga jelas apa motif perusakan tersebut serta menghukum otak pelakunya," kata Usman.

Menurut Usman, dalam kasus Sampang, seharusnya jajaran otoritas setempat bisa mencegahnya lebih awal. Kasus itu penyebaran kebencian terhadap komunitas Syiah di Sampang merebak belakangan ini. "Tetapi, ketegangan meningkat dan mengarah kekerasan sejak April lalu dan mereka disudutkan oleh kelompok anti-Syiah. Pimpinan jamaah Syiah dipindah ke Malang. Jadi, selain Presiden, otoritas setempat juga harus berani menolak desakan kelompok anti-Syiah yang menuntut agar warga Syiah diusir dari Sampang," ujarnya.

Seperti diberitakan, penyerangan dan pembakaran dilakukan ribuan massa yang mengaku kelompok Sunni, Kamis (29/12/2011), sekitar pukul 10.00. Memperoleh serangan mendadak, kelompok Syiah bercerai-berai melarikan diri dan sama sekali tidak memberikan perlawanan. Bupati Sampang Noer Tjahja menuturkan, kerusuhan ini sesungguhnya berakar dari masalah internal keluarga. Kebetulan di dalam keluarga itu ada yang menganut paham tertentu sehingga menimbulkan perselisihan. Perselisihan itu semakin meruncing hingga akhirnya pecah menjadi kerusuhan.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan, kepolisian belum memulai penyelidikan. Kepolisian bersama muspida hingga saat ini masih mencoba menenangkan warga. Pihaknya juga berjanji kepada warga bahwa untuk saat ini tidak akan ada penangkapan "Kami tidak menangkap karena kami membantu menolong dulu agar tidak ada korban. Sekarang ini sifatnya kemanusiaan, lalu nanti pelan-pelan akan mencari pelakunya untuk diproses," kata Saud di Mabes Polri, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com