Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang 2014, Waspadai Mafia Anggaran!

Kompas.com - 27/12/2011, 14:57 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengingatkan, menjelang Pemilu 2014 mendatang, mafia anggaran akan semakin liar. Sekretaris Jenderal Fitra Yuna Farhan mengatakan, tuntutan biaya politik tinggi menjelang pemilu disinyalir akan mendorong gencarnya mafia anggaran melakukan aksi-aksinya.

"Gencarnya mafia anggaran itu pasti akan terjadi. Elit politik Senayan dan Kementerian serta elit politik di daerah akan dituntut untuk mengumpulkan modal melalui praktik haram dengan mengeruk uang rakyat," ujar Yuna saat memaparkan 'Catatan Akhir Tahun Fitra' di Jakarta, Selasa (27/12/2011).

Yuna mengungkapkan, terungkapnya kasus suap DPPID kawasan transmigrasi dan penetapan tersangka salah seorang anggota Badan Anggaran DPR menunjukan praktik mafia anggaran masih bekerja secara sistematis di pemerintahan. Ia menilai, lahirnya mafia anggaran juga terjadi karena tuntutan biaya politik tinggi dan sistem pendukung fungsi anggaran yang tidak memadai.

"Salah satu contohnya adalah kewenangan Badan Anggaran yang cukup besar. Dalam kasus suap DPPID Transmigrasi Kemennakertrans misalnya, Banggar hanya membahas alokasi anggaran sebesar Rp 469,4 miliar yang sudah diputuskan oleh Komisi IX. Artinya, Banggar telah melampaui kewenangannya karena langsung membahas bersama mitra Kemennakertrans tanpa melalui Komisi," jelasnya.

Oleh karena itu, Yuna menyarankan agar rumusan Undang-Undang Pemilu ke depan harus juga menekan biaya politik, dengan membatasi belanja kampanye dan memperbaiki sistem subsidi parpol.

Menurutnya, fungsi anggaran DPR yang selama ini terjebak hanya mengkritisi proyek yang diajukan melalui proposal, harus mampu lebih mengkritisi kebijakan anggaran.

"Untuk itu, DPR memerlukan sistem pendukung seperti kantor anggaran untuk membantu mengkritisi proposal anggaran pemerintah dan menjadi mediator dengan publik dalam hal keterbukaan informasi anggaran," kata Yuna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com