JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sihabudin memastikan Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek pelawat dalam pemilihan Gubernur Senior BI, hingga saat ini dalam keadaan sehat. Hal itu dikemukakan Sihabudin setelah pihaknya mengirimkan tim dokter untuk mengecek kesehatan Nunun.
"Diperiksa secara umum saja. Secara fisik dikatakan sehat. Semua tahanan di sini diperiksa dokter," ujar Sihabudin di Rutan Pondok Bambu, Jakarta, Minggu (11/12/2011).
Nunun berangkat menuju Jakarta dari Bandara Svarnabhumi Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12/2011) sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Nunun yang dikabarkan mengalami hilang ingatan itu ditangkap Kepolisian Thailand pada Rabu (7/12/2011) malam di sebuah rumah berlantai dua yang disewa Nunun di distrik Suphan Sung, Bangkok.
Sihabudin mengatakan, saat pengecekan kesehatan tersebut, pihaknya tidak secara spesifik memeriksa penyakit lupa Nunun itu. Menurutnya, tim dokter hanya memeriksa kondisi Nunun sehat untuk ditempatkan di rutannya.
"Dan sekarang kondisi Ibu Nunun lagi tidur nyenyak, jadi tidak bisa kita komunikasi," kata Sihabudin.
Nunun menempati salah satu kamar Mapenaling (masa pengenalan lingkungan), Paviliun Edelweis berukuran 5,7 x 4 meter persegi di rumah tahanan Pondok Bambu. Sihabudin mengatakan, dalam ruangan istri mantan Wakil Kepolisian RI tersebut, hanya terdapat satu buah tempat tidur dengan kasur busa, dan satu bantal. Tidak ada penjagaan khusus dalam kamar dengan kapasitas 10 sampai 15 orang tersebut.
"Tapi ruangan itu sekarang dihuni oleh 33 orang. Jadi untuk semua tahanan baru kan masuk mepenaling, itu masa perkenalan lingkungan atau ruang admisi orientasi," katanya.
Seperti diberitakan, Nunun diduga menyebarkan cek pelawat 480 lembar senilai Rp 24 miliar untuk para anggota DPR RI periode 1999-2004, agar dapat memenangkan Miranda Swaray Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka sejak Februari 2011, atau setahun setelah dia bertolak ke Singapura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.