Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garin Nugroho Salut untuk Keberhasilan Sang Penari

Kompas.com - 11/12/2011, 10:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sutradara kawakan Garin Nugroho mengaku salut atas keberhasilan film Sang Penari yang dibintangi artis peran Prisia Nasution dan Oka Antara. Sang Penari membawa pulang empat Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2011 untuk nominasi Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita, dan Pemeran Pendukung Wanita terbaik.

"Menurut saya wajar ya Sang Penari mendapatkan Best Film dan Best Director ya," kata Garin seusai Malam Anugrah Piala Citra 2011 di Hall D1 JiExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (10/12/2011).

"Sang Penari", film yang diproduksi secara bersinergi oleh Kompas Gramedia Production, Indika Pictures, Les Petites Lumieres, dan Lynx Films dan disutradarai oleh karya Ifa Isfansyah ini diangkat dari novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.

Mengambil latar tahun 1960-an, film ini menceritakan kisah antara penari ronggeng bernama Srintil (Prisia Nasution) dan Rasus (Oka Antara) yang kemudian berprofesi sebagai tentara. Tinggal di Dukuh Paruk, Banyumas, Srintil dan Rasus tumbuh di tengah kepercayaan masyarakat bahwa penari ronggeng adalah titisan magis yang sangat dipuja.

Srintil tumbuh sebagai gadis yang gemar menari. Tetua Dukuh Paruk pun percaya bahwa Srintil adalah titisan ronggeng. "Sedulur-sedulurku kabeh... Srintil dipilih dadi ronggeng...!" begitu salah satu petikan dalam film.

Tanpa Srintil sadari sebelumnya, menjadi ronggeng justru menghalangi kisah cintanya dengan Rasus. Sebagai ronggeng, Srintil tidak hanya pentas dari panggung ke panggung, ia juga menjadi milik warga Dukuh Paruk. Srintil harus melayani setiap pria yang mampu memberinya imbalan.

"Ronggeng ki duniaku, wujud darma baktiku untuk Dukuh Paruk," begitu Srintil dalam film Sang Penari menyebut takdirnya.

Rasus yang tidak tahan melihat wanita yang dicintainya menjadi ronggeng memilih pergi dari Dukuh Paruk dan memutuskan menjadi tentara. Tahun berlalu, Rasus kemudian dihadapkan antara memilih cintanya kepada Srintil atau loyalitasnya kepada negara. Sementara itu, tiba-tiba perkara muncul di Dukuh Paruk. Warga desa itu dianggap mendukung partai komunis, Srintil dan seluruh warga desa pun ditangkap para tentara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com