JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman menyatakan, kepolisian saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Nunun Nurbaeti melalui kerja sama dengan Interpol. Pengejaran tersangka, kata Sutarman, bisa dengan mudah jika ada komunikasi antara buronan tersebut dan orang terdekatnya.
"Sepanjang orang itu berkomunikasi dan komunikasi itu bisa kita ikuti, saya akan bisa tahu dia di mana. Kalau sudah mengetahui mereka ada di negara mana, saya akan bisa meminta bantuan kepada kepolisian negara itu," ujar Sutarman seusai mengikuti Serah Terima Jabatan Pejabat Tinggi Polri di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/10/2011).
Namun, ketika ditanya mengenai pelacakan komunikasi antara Nunun dan suaminya, mantan Wakil Kapolri Inspektur Jenderal (Purn) Adang Daradjatun, ia menyatakan hal tersebut tidak bisa dilakukan. "Itu kan rahasia bagi kita untuk melakukan penindakan itu. Saya kira mungkin enggak," kata Sutarman.
Menanggapi dugaan kekuatan besar yang diduga melindungi Nunun sehingga tak mudah ditangkap, Sutarman mengaku tak tahu-menahu mengenai hal itu. Ia menegaskan, polisi akan menangkap orang yang melindungi Nunun dari jeratan kasus suap.
Nunun adalah tersangka dugaan suap cek pelawat untuk pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Saat ini ia berada di luar negeri dengan alasan pengobatan. Suaminya, Adang Daradjatun, enggan memberitahukan di mana posisi istrinya dengan dalih secara hukum keluarga tidak wajib memberitahukan hal tersebut kepada penegak hukum.
Sebelumnya, Nunun dikabarkan melakukan pengobatan pascastroke di Singapura dan berangkat sejak 23 Februari 2010. Saat itu Nunun dinyatakan mengalami amnesia. Namun, dengan beberapa sakit komplikasi yang dialaminya ternyata Nunun juga berpindah-pindah tempat ke Kamboja dan Thailand.
Buron koruptor internasional kini tercantum dalam situs Interpol. Polisi menyatakan masih menunggu sinyal-sinyal dari kepolisian negara lain, yang juga turut melacak keberadaan Nunun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.