Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Reshuffle" Harus Jawab Krisis dan Demonstrasi

Kompas.com - 14/10/2011, 05:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, mengatakan, perombakan kabinet (reshuffle) harus mampu menjawab tantangan krisis ekonomi dunia yang kini tengah menjalar ke berbagai negara.

"Krisis ekonomi akan merembet ke kita pada 2012, dan saat ini kita lihat di berbagai negara sudah banyak demonstrasi, di Amerika Serikat, negara-negara Eropa. Bagaimana kemudian pembentukan kabinet merespons ini," katanya, Kamis (13/10/2011). "Saat ini (demonstrasi) sudah ada tetapi masih sedikit. Pada 2012 nanti itu bisa memuncak semakin besar," katanya.

Untuk itu, bila pemerintah tidak waspada, maka krisis ekonomi dunia juga akan memicu permasalahan stabilitas politik. "Maka dari itu, pilihan pemerintah ke depan apa, apakah stabilitas politik atau ekonomi, atau mencari jalan tengah," katanya.

Arbi menambahkan, sampai saat ini dia tidak melihat bahwa proses perombakan kabinet yang tengah dijalankan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan antisipasi terhadap kondisi ekonomi dan politik ke depan.

"Saya lebih merasa seperti bagi-bagi kekuasaan, tawar-menawar dan membagi kursi, seolah-olah tidak ada masalah di depan. Jadi, perombakan ini bukan akan menyelesaikan masalah," katanya.

Ia mengingatkan, dalam dua tahun ke depan, fokus akan lebih banyak dicurahkan untuk urusan pemilihan. "Apakah kemudian perombakan ini hanya untuk fokus pada pemilu, ataukah ini menjadi jawaban untuk menyelesaikan masalah? Saya tidak melihat perombakan ini justru menjadi penyelesaian masalah ke depan," katanya.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis, memanggil para ketua partai politik koalisi pendukung pemerintah ke kediamannya di Cikeas untuk membicarakan masalah perombakan kabinet.

Presiden sebelumnya telah menegaskan, perombakan kabinet akan dilakukan sebelum 20 Oktober 2011. Menurut Presiden, perombakan diperlukan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com