Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Dihukum Mati, Presiden Surati Raja Arab

Kompas.com - 12/10/2011, 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengirimkan surat kepada Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Azis untuk menyikapi rencana eksekusi mati terhadap Tuti Tursilawati (27), tenaga kerja Indonesia asal Majalengka, Jawa Barat, di Arab Saudi.

Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (12/10/2011). Tuti divonis mati oleh pengadilan Arab setelah didakwa membunuh majikannya. "Kita terima laporan putusan pengadilan sudah final," kata Marty.

Marty mengatakan, kasus Tuti kini menjadi fokus utama Pemerintah Indonesia untuk mengupayakan pembebasan. Selain komunikasi Presiden, kata Marty, ia juga terus berkomunikasi dengan Menlu Arab Saudi. Begitu pula komunikasi antara duta besar Indonesia dan gubernur Mekkah.

"Intinya meminta fasilitasi pemaafan dari pihak keluarga (korban) karena kalau sudah titik seperti ini (final), sesuatu yang bisa ditunda atau kurangi hukuman itu adalah pemaafan dari keluarga. Kemenlunya sudah menyatakan akan beri perhatian dengan fasilitasi memperoleh maaf keluarga melalui lembaga terkait," ucap dia.

Dikatakan Marty, ia juga sudah menjelaskan perkembangan upaya pemerintah kepada keluarga Tuti. Pihaknya tengah mengusahakan agar keluarga bisa berkomunikasi via telepon dengan Tuti.

"Keluarga sudah ketahui betapa seriusnya masalah ini dan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah. Satgas ancaman hukuman mati juga sudah berangkat ke Arab Saudi untuk tekuni kasus," pungkas Marty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com