Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa di Balik Perombakan Kabinet?

Kompas.com - 21/09/2011, 19:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.om — Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II adalah hak prerogatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Artinya, Presiden Yudhoyono-lah yang akan menjadi penentu terakhir nasib menteri menjelang dua tahun pemerintahannya, 20 Oktober mendatang.

Namun, Presiden Yudhoyono tentu tak sendirian. Menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi dan Politik Daniel Sparringa, dalam pesan singkatnya, Selasa (20/9/2011), Presiden Yudhoyono dibantu Wakil Presiden Boediono. "Mereka berdua yang membahasnya secara terbatas," ujar Daniel.

Akan tetapi, menurut sumber Kompas lainnya di lingkungan pemerintahan, Selasa malam, ada sejumlah nama yang dilibatkan untuk memberikan pertimbangan dalam penilaian dan mengevaluasi kabinet. "Untuk mengukur kinerja dan hasil kerja para menteri, Presiden membaca lebih dulu hasil evaluasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pemerintah (UKP4) yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto," tuturnya.

Selanjutnya, untuk menilai menteri-menteri lainnya, Presiden meminta bantuan untuk memberikan pertimbangan. Sebut saja, menteri yang berasal dari partai politik, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang juga Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), ikut dilibatkan. Juga Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam, ikut dilibatkan dalam pembahasan kocok ulang kabinet tersebut.

Djoko belum berhasil dikonfirmasi, juga Dipo Alam yang masih ikut dalam rombongan Presiden Yudhoyono. Namun, Sudi yang ditanya pada Rabu (21/9/2011) pagi hanya berkomentar dan tersenyum, "Ikut atau tidak ikut, kan, saya tidak boleh berbicara... he-he-he."

Adapun Hatta Rajasa yang dikonfirmasi hanya tertawa, "Ah, siapa yang bilang? Itu (membantu), bisa saja. Akan tetapi, keputusan, kan, ada tangan di Presiden."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com