Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Antasari: Bapak Prihatin Penegakan Hukum

Kompas.com - 15/09/2011, 18:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ida Laksmiwati, istri mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar, membantah buku berjudul 'Testimoni Antasari Azhar untuk Hukum dan Keadilan' dibuat untuk membangun opini publik terhadap kasus perkara pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang menjerat suaminya. Menurutnya, alasan peluncuran buku setebal setebal 593 itu justru agar hukum Indonesia bisa berjalan dengan baik.

"Oh tidak ada untuk mempengaruhi publik, karena dalam buku itu hanya menjelaskan penegakan hukum yang seharusnya dikerjakan, yang saat ini tidak dikerjakan. Bukan karena kasus bapak (Antasari) ya," ujar Ida sesuai menghadiri acara peluncuran buku testimoni itu di Aula Universitas Al Azhar, Jakarta, Kamis (15/9/2011).

Alasan lain, tambah Ida, Antasari juga menilai penegakan hukum di Indonesia sangat kacau. Ia mengaku, kalau suaminya tersebut sangat prihatin dengan carut marutnya penegakan hukum dan keadilan saat ini.

"Jadi (buku) ini untuk generasi yang akan datang supaya jangan berbuat seperti keadaan hukum yang sekarang berkembang di Indonesia," kata Ida.

Dalam acara peluncuran buku itu dihadiri juga oleh beberapa tokoh, di antaranya politisi DPR dari Fraksi PKS Fachri Hamzah, politisi PDI-P Permadi, dan dan politisi DPR dari Fraksi Hanura Akbar Faisal, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.

Ida menambahkan, dalam buku yang terdiri dari 28 bab itu, berisi beberapa pemikiran yang dinaskahkan sendiri oleh Antasari. Menurutnya, proses penyusunan naskah tersebut lebih kurang memakan waktu enam bulan lamanya.

"Nulis sendiri, karena penulis (Serevas Pandur) tidak boleh masuk ke dalam. Dan naskahnya itu dari Bapak. Dan buku Ini ditujukan untuk.mahasiswa dan praktisi hukum," kata Ida.

Ditambahkan Ida, ke depan nanti, akan ada buku lanjutan mengenai keseharian suaminya. Namun, saat ditanya kapan buku tersebut akan diluncurkan, ia enggan mengungkapkannya lebih lanjut.

"Nanti, masih ada buku lagi, humor keseharian yang lain. Tapi nanti saja. Kita luncurkan buku-buku seperti ini, harapannya agar besok ada pemimpin yang tidak melakukan kesalahan yang ada. Harapannya agar Indonesia juga lebih baik," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com