Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Penyidik Polri Usut Kematian Darfin Saimen

Kompas.com - 14/09/2011, 17:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Jenderal Sutarman mengungkapkan pihaknya telah mengirimkan 13 orang tim penyidik untuk mengungkap kasus kerusuhan di Kota Ambon. Tim ini juga akan mengusut kematian tukang ojek Darfin Saimen yang memicu timbulnya pertikaian itu.

Rencananya, jika kematian Darfin masih dipertanyakan oleh masyarakat, maka penyidik akan melakukan otopsi ulang.

"Jika penyidik di sana belum melakukan otopsi, maka tim yang ke sana akan otopsi ulang. Kalau seandainya penyebab kematiannya masih meragukan. Tergantung, kita juga masih akan melihat sudah dilakukan otopsi atau belum," ujar Sutarman di Gedung Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2011).

Penyelidikan khusus ini, kata Sutarman, penting untuk meredam isu di Kota Ambon yang menyebutkan bahwa Darfin tewas terbunuh, bukan karena kecelakaan.

"Adanya perbedaan persepsi penilaian tentang kasus kecelakaan yg terjadi. Mungkin seseorang mengembuskan isu itu pasti dibunuh, misalnya seperti itu. Oleh karena itu kita akan melakukan penyidikan siapa yang mengembuskan isu seperti itu, sehingga terjadi kekerasan," jelasnya.

Seperti yang diketahui, dari kronologis yang didapat Mabes Polri dari Polda Maluku, Darfin tewas karena kecelakaan tunggal. Ia hilang kendali saat mengendalikan motor dari daerah Gunung Nona menuju Pos Benteng, Ambon.

Hal ini mengakibatkan ia menabrak pohon dan tembok rumah salah satu warga bernama Okto. Nyawa Darfin tak terselamatkan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dari situlah berkembang isu ia dibunuh, bukan kecelakaan.

Isu pembunuhan Darfin disinyalir disebarkan oleh provokator melalui pesan singkat pada warga kota Ambon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com