Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlebaran di Jalan, Puluhan Tahun Dijalani

Kompas.com - 01/09/2011, 03:10 WIB

Pada hari pertama Lebaran, Rabu (31/8), Brigadir Kepala Rini Heriyanti justru bertugas mengatur arus lalu lintas di pertigaan Gadog menuju Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bersilaturahim bersama keluarga di kampung halaman tak pernah terlintas di pikirannya. Ia malah harus membawa dua putrinya sambil bertugas.

”Di Bogor enggak ada keluarga. Saya dari Kalimantan, suami dari Bandung. Yang biasa jaga anak juga pulang. Jadi mereka saya ajak saja,” tutur Rini sambil tersenyum.

Sambil menunggu sang ibu mengatur lalu lintas di jalur menuju Kawasan Wisata Puncak yang padat, Selly (10) dan Sella (5) berteduh di salah satu rumah, tak jauh dari Pos Polisi Gadog. Jika arus lalu lintas sedang tak terlalu padat, barulah Rini bercengkerama dengan putri-putrinya.

Bripka Ade Kamsa (37), lain lagi. Ia justru terpaksa meninggalkan tiga anaknya di rumah di hari Lebaran. Ia hanya sempat beberapa saat saja bersilaturahim karena selepas shalat Id, dia harus sudah bersiap di jalur. Padahal sejak Selasa pagi hingga Rabu dini hari, ia sudah berada di jalur Puncak.

Ia mengaku sesekali terenyuh melihat orang-orang yang merayakan Lebaran dengan bersilaturahim atau berwisata di Puncak. Sementara ia dan teman-temannya jauh dari keluarga. Namun, itulah tugas.

”Yang membuat betul-betul membuat sedih saat mengamankan jalur Lebaran 2009, istri saya meninggal saat melahirkan beberapa hari menjelang puasa,” tutur ayah tiga anak itu.

Sebagai petugas piket Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, Ade dan Rini bertugas setiap hari, dari pagi hingga sore. Namun, jika arus padat hingga malam hari, mereka berjaga mulai tujuh hari sebelum Lebaran hingga tujuh hari setelah Lebaran. Selama itu, mereka tak bisa libur.

Selain mereka, ada pula petugas posko yang bertugas 24 jam, lalu libur sehari dan masuk lagi di hari berikutnya, seperti Ajun Inspektur Satu Sartono (49).

Sejak 1986, Sartono tak pernah pulang berlebaran di kampung halaman di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Ia hanya bisa menelepon sang ibu untuk meminta maaf. Sungkem kepada sang ibu tak bisa dilakukannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com