Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangis, Nasir Memohon Bertemu Nazaruddin

Kompas.com - 15/08/2011, 15:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Di depan pimpinan DPR RI dan Komisi III DPR RI, politisi Demokrat M Nasir menyampaikan harapannya untuk bertemu dengan kakak sepupunya, M Nazaruddin, yang kini tengah ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Sebelumnya, Nasir mengeluh, aparat penegak hukum menutup kesempatan bagi pengacara dan keluarga untuk bertemu dengan tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games 2011 itu.

"Hari ini saya minta kepada bapak-bapak, apa pun halangannya, saya hari ini juga harus ketemu dengan Nazaruddin. Saya minta tolong berikan keadilan kepada kami," ungkapnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/8/2011).

Air matanya jatuh. Nasir terisak. Ia menuturkan, Narzaruddin sempat takut untuk menyantap makan. Pihak keluarga, kata Nasir, meminta agar proses hukum yang berjalan dapat berlangsung dengan adil.

Nasir pun menyampaikan permohonan lisannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan keadilan kepada Nazaruddin karena masih banyak keterangan yang masih ingin disampaikannya kepada publik dan penegak hukum. Nasir minta agar Nazaruddin diberikan keadilan.

"Saya memohon kepada pimpinan DPR supaya berikanlah keadilan kepada Nazaruddin. Jangan perlakukan dia seperti ini. Dia pergi dari Indonesia karena ketakutan, karena kondisi yang menakut-nakuti dia," kata Nasir yang mengaku sangat dekat dengan Nazaruddin.

Anggota Komisi III DPR RI ini bahkan menyebutkan kedatangan Nazaruddin ke Indonesia sangat tidak manusiawi. Nasir berharap proses hukum terhadap Nazaruddin dapat berlangsung dengan prinsip keadilan.

Selain itu, Nasir menegaskan, keluarga sudah menunjuk OC Kaligis sebagai pengacara resmi Nazaruddin. Tak ada kuasa hukum lain yang sah mendampingi Nazaruddin, selain Kaligis.

"Kami tidak ingin dipolitisasi. Kami harus bertemu. Saya khawatir psikologis Nazaruddin terganggu," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, OC Kaligis melaporkan soal perlakuan yang diterimanya sebagai penasihat hukum Nazaruddin, baik saat di Kolombia maupun di Indonesia kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Ia merasa dihalang-halangi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk bertemu dengan kliennya. Kaligis menilai hak asasi Nazaruddin, baik untuk didampingi pengacara, maupun dirinya bertemu dengan klien, dirampas KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com