Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotoran Kuda untuk Kertas

Kompas.com - 12/08/2011, 02:55 WIB

ADI SUCIPTO K

Bagi sebagian orang, kotoran kuda menjijikkan. Selain itu, ada kekhawatiran kotoran kuda bisa menimbulkan tetanus apabila kena luka. Ternyata, kotoran kuda bisa dibuat menjadi kertas. Tiga siswa SMA membuktikan hal itu.

Adalah Dafina Balqis, Diah Ayu Vivit Nurfaidah, dan Muhammad Teguh Kurniawan, tiga siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, Jawa Timur, berniat membuat kertas daur ulang dalam kegiatan Muhiba Enterpreneur Club, semacam kegiatan ekstrakurikuler untuk wiraswasta.

”Semula kami ingin membuat kertas daur ulang dari eceng gondok. Namun, kok sudah dikembangkan,” kata Dafina.

Setelah berselancar di internet, mereka menemukan, di Amerika orang membuat kertas dari kotoran bison. Di Thailand dikembangkan kertas dari kotoran gajah. Kotoran gajah dan bison bisa dijadikan kertas karena banyak mengandung serat.

Kotoran

Ketiga siswa kemudian beride membuat kertas serupa. Mereka membandingkan kotoran kuda dan kotoran sapi. Ternyata, kandungan serat kotoran kuda 22,89 persen, sedangkan kandungan serat kotoran sapi hanya 18 persen.

”Karena itu, kami membuat kertas dari kotoran kuda. Setelah tiga kali percobaan, akhirnya berhasil meskipun perlu terus disempurnakan,” Teguh menuturkan.

Setiap 200 gram kotoran kuda menghasilkan lima lembar kertas setebal 1 milimeter ukuran folio.

”Kami ingin meriset ulang sampai ukuran kertas tipis dan lebih halus. Rencananya akan kami padukan dengan serat pelepah pisang,” kata Diah.

Usaha Dafina, Teguh, dan Diah tidak sia-sia. Awal Juni, tim itu ditetapkan sebagai juara dalam ajang ASEANpreneurs Idea Canvas. Mereka akan mempresentasikan karyanya di Universitas Nasional Singapura, 26 Agustus mendatang.

Pendamping siswa, Muhammad Najib, memaparkan, tim akan presentasi tentang potensi Lamongan di hadapan entrepreneur se-ASEAN plus dari China dan Taiwan.

Mudah

Menurut Dafina, untuk mengubah menjadi kertas, kotoran kuda kering dibersihkan dengan air, lalu diambil seratnya.

Untuk menghilangkan kuman dan mengeringkan, serat dioven selama 15 menit. Karena seratnya kaku, belum selembut yang diinginkan, serat dilunakkan dengan bahan kimia soda api (NaOH).

”Kemudian saat mencetak perlu diberi filler (pengisi) untuk menutup serat agar bisa rapat,” kata dia.

Per 1 kilogram serat kotoran kuda dicampur filler 100 gram. Agar warnanya lebih bagus perlu diberi pemutih kain. Bahan-bahan itu diblender, kemudian dicetak menggunakan nampan plastik sesuai ukuran yang diinginkan. Kurang lebih empat jam, kertas berbahan dasar kotoran kuda siap digunakan.

”Dibutuhkan alat cetak dari seng atau aluminium untuk menghasilkan panas lebih optimal dan cepat kering,” kata Davina.

Riset awal membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk penelitian hingga mempraktikkan cara pembuatan kertas kotoran kuda.

Kurangi polusi

Para siswa itu terinspirasi membuat kertas dari kotoran kuda karena melihat banyak kotoran kuda di pangkalan dokar (kereta kuda) Pasar Babat. Mereka berharap penemuan ini nantinya bisa mengurangi polusi kotoran kuda di jalan.

Produk daur ulang yang ramah lingkungan itu memperoleh dukungan Bupati Lamongan, Fadeli.

Fadeli menilai, prestasi di tingkat ASEAN merupakan hal yang membanggakan bagi Lamongan. Apalagi peserta lain mahasiswa, sedangkan dari Lamongan diwakili siswa. Fadeli meminta Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Lamongan membantu mematenkan karya tiga siswa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com