Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beranikah Sri Mulyani Membuktikan?

Kompas.com - 05/08/2011, 14:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari LIPI Ikrar Nusa Bhakti menyambut baik kemunculan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) yang mengusung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon presiden. Namun, menurut dia, kesempatan ini juga sekaligus menjadi tantangan bagi Sri Mulyani untuk membuktikan integritasnya.

"Menjual calon itu penting. Tapi apakah sosok yang dijual benar-benar punya integritas dan berani katakan tidak. Tugas Partai SRI sekarang adalah membebaskan Sri Mulyani dari Century dan bagaimana Sri Mulyani menunjukkan berani mengatakan tidak pada Amerika Serikat kalau ada tekanan-tekanan politik dari sana," tambahnya.

Keberanian ini, lanjut Ikrar, menjadi kunci untuk menunjukkan bahwa Indonesia bisa berdaulat, berdikari, dan percaya diri dengan kebudayaannya. Sementara itu, Partai SRI dinilai tak perlu terlalu mempermasalahkan keluarnya Sri Mulyani dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, apakah karena dipecat atau mengundurkan diri.

Partai SRI cuma perlu mempersiapkan diri agar lolos verifikasi dan parliamentary treshold (PT) nantinya.

Menurut Ikrar, Partai SRI sendiri sudah memiliki modal dasar yang baik, yaitu orang-orang dari kalangan intelektual, pengamat, dan filsuf yang dari dulu tak mau masuk partai, namun kemudian terpaksa masuk partai dengan cita-cita membenahi Indonesia.

Partai SRI juga perlu membantu untuk membentuk opini positif tentang kemungkinan dukungan asing yang menjadi kecurigaan publik terhadap Sri Mulyani selama ini. Walau peran Sri Mulyani lah yang dinilai lebih penting untuk menunjukkan keberanian mengatakan tidak pada kepentingan asing.

Dengan latar belakang kedekatan Sri Mulyani dengan IMF dan Bank Dunia selama ini, apakah keberanian tersebut mungkin? "I hope so. Mudah-mudahan dia tidak menjadi lagi seperti anggapan she is coward (dia pengecut), tapi she is the strongest citizen in this country (dia orang yang paling berani di negeri ini). Dengan pengetahuan dia di IMF, dia bisa tahu dan katakan tidak untuk berdikari. Ini tantangan untuk Sri Mulyani," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Nasional
    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Nasional
    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    Nasional
    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Nasional
    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Nasional
    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Nasional
    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Nasional
    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Nasional
    Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Nasional
    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Nasional
    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

    Nasional
    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com