Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai SRI Harus Beri Harapan

Kompas.com - 04/08/2011, 12:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, menilai Partai Serikat Rakyat Independen atau Partai SRI akan banyak menemukan ganjalan untuk lolos batas parlemen pada Pemilu 2014. Oleh karena itu, partai tersebut harus memberi harapan baru yang berbeda dibanding partai-partai lama.

Partai SRI, menurut Burhanuddin, merupakan salah satu dari beberapa partai baru yang dibentuk akibat menguatnya arus ketidakpercayaan pada partai-partai lama. "Mungkin momentum itu bisa diambil asalkan partai-partai baru bisa memberikan diferensiasi. Diferensiasi yang dimaksud tentu harus memberikan komitmen dan harapan yang berbeda dibanding dengan partai lama," ujar Burhanuddin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/8/2011) di Jakarta.

Lebih lanjut, kata Burhanuddin, tantangan ke depan Partai SRI akan terkait dengan pengembangan infrastruktur partai. Pasalnya, ia menilai dana politik yang dimiliki Partai SRI sangat terbatas. Apalagi, di saat yang sama syarat keikutsertaan pemilu ke depan semakin berat.

"Ini bukan persoalan yang mudah bagi partai SRI, berbeda dengan partai-partai baru yang memiliki dana cukup besar, seperti Partai Nasdem yang beberapa waktu lalu juga sudah mendaftarkan diri, mereka akan lebih siap dari segi pendanaan," tutur Burhanuddin.

Selain itu, kasus Century juga akan menjadi ganjalan partai yang mengusung Sri Mulyani tersebut. Burhanuddin menuturkan, hasil survei Lembaga Survey Indonesia, 66 persen responden  masih menganggap bahwa kasus bailout Century sebagai sebuah kesalahan. Partai SRI, kata Burhanuddin, harus merubah stigma yang sudah telanjur ditempelkan DPR pascasidang paripurna mengenai kasus tersebut.

"Tapi kalau Komisi Pemberantasan Korupsi tidak menemukan indikasi korupsi kepada Sri Mulyani, itu tentu menjadi angin segar. Lalu jika Bank Mutiara yang sekarang dikelola LPS bisa dijual minimal Rp 6,7 triliun maka itu akan menjadi big relief juga bagi partai SRI ke depannya nanti," ucapnya.

Ketika ditanya pendapatnya mengenai peluang lolos atau tidaknya Partai SRI dalam verifikasi parpol, Burhanuddin mengatakan peluang tersebut masih seimbang. Menurut dia, masih banyak syarat bagi partai SRI untuk dapat lolos dalam pertarungan antarpartai politik pada pemilu mendatang.

"Karena memang banyak ganjalan terkait masa depan partai ini. Jadi saya kira peluangnya masih 50-50," ujarnya.

Seperti diberitakan, Partai SRI pengusung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, itu resmi mendaftarkan diri untuk memenuhi persyaratan verifikasi partai politik di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Rabu (3/8/2011).

Ketua Umum Partai SRI, Daminaus Taufan, mengungkapkan keyakinannya akan lolos verifikasi tersebut. Bahkan melihat animo masyarakat terhadap Partai SRI, Taufan mengatakan partainya bakal lolos ambang batas parlemen meski nantinya DPR menetapkan ambang batas hingga lima persen.

"Tentunya target awal kami lolos ambang batas parlemen. Berikutnya baru meraih suara sebanyak-banyaknya untuk pencalonan Ibu Sri Mulyani sebagai presiden," kata Taufan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

    Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

    Nasional
    Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

    Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

    Nasional
    Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

    Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

    Nasional
    Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

    Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

    Nasional
    Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

    Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

    Nasional
    745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

    745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

    Nasional
    Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

    Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

    Nasional
    Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

    Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

    Nasional
    Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

    Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

    Nasional
    Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

    Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

    Nasional
    Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

    Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

    Nasional
    Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

    Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

    Nasional
    Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

    Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

    Nasional
    Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

    Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

    Nasional
    PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

    PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com