Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nudirman: Chandra Baiknya Dinonaktifkan

Kompas.com - 27/07/2011, 16:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR RI Nudirman Munir meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menonaktifkan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Direktur Penyidikan KPK Ade Rahardja setelah disebut pernah bertemu dan diduga kongkalikong dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.

"Usul saya nonaktif karena Chandra dan Ade terlibat. Dengan demikian, tim yang memeriksa akan bebas memeriksa kebenaran dari cerita Nazaruddin. Apalagi, terbukti bahwa di kamera CCTV Nazaruddin bertemu Chandra M Hamzah," ungkapnya di Gedung DPR RI, Rabu (27/7/2011).

Nazaruddin dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi menuding Ade dan Chandra telah merekayasa kasus dugaan suap wisma atlet sehingga menjerat Nazaruddin sebagai tersangka. Menurut Nazaruddin, Ade, Chandra, dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sepakat untuk menghentikan kasus dugaan suap wisma atlet hanya pada penetapan Nazaruddin sebagai tersangka. Sebagai gantinya, kata Nazaruddin, Anas akan memuluskan langkah Ade dan Chandra sebagai calon pimpinan KPK berikutnya.

Bagi politisi Golkar ini, Nazaruddin memiliki peran yang strategis sebagai whistle blower sehingga patut dilindungi. Keterangannya dibutuhkan untuk membongkar praktik mafia korupsi yang dicari-cari selama ini, termasuk oleh aparat penegak hukum yang menangani korupsi. Menurutnya, Nazaruddin harus membuka seluruh rahasia yang diketahuinya dan memberikan bukti atasnya.

"Kalau memang ada orang KPK terbukti dalam CCTV, Chandra mengunjungi Nazaruddin, maka dia harus diperiksa. Untuk apa dia mengunjungi. Siapa dia? Dia anggota KPK, ngapain dia ke situ. Tentu ada maksud-maksud tertentu ketemu Nazaruddin. Enggak mungkin enggak ada maksud," ungkapnya.

Keberadaan Chandra dalam seleksi pimpinan KPK yang baru pun patut dipertimbangkan. Politisi Golkar ini mengaku sudah kurang simpatik dengan Chandra sejak pembahasan dalam tim pengawas DPR RI terhadap kasus Bank Century. Menurutnya, Chandra selalu bersikeras tak melakukan tindak pidana korupsi dalam persoalan Century, padahal bukti sudah terang-benderang. Nudirman meminta rekaman CCTV yang disebutkan Nazaruddin segera dibuka. Dengan demikian, pembuktian bisa berjalan lebih cepat. Nudirman berharap Chandra juga dapat mengaku seperti Ade mengenai pertemuannya dengan Nazaruddin. "Ade Rahardja mengakui. Saya lebih senang cara begitu, artinya lebih gentle," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

    Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

    Nasional
    Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

    Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

    Nasional
    Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

    Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

    Nasional
    Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

    Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

    Nasional
    Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

    Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

    Nasional
    Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

    Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

    Nasional
    Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

    Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

    Nasional
    PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

    PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

    Nasional
    Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

    Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

    Nasional
    PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

    PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

    Nasional
    KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

    KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

    Nasional
    KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

    KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

    Nasional
    Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

    Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

    Nasional
    KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

    KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

    Nasional
    PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

    PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com