Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Mempermalukan Pemerintah

Kompas.com - 22/07/2011, 01:38 WIB

Jakarta, Kompas - Keberadaan Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus korupsi proyek wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang, semestinya bisa dilacak dengan memanfaatkan teknologi informasi. Namun, kemunculan Nazaruddin, lewat Blackberry Messenger dan wawancara melalui telepon, seperti ingin mempermalukan pemerintah, terutama aparat penegak hukum yang belum bisa menangkapnya.

Demikian kesimpulan dari wawancara Kompas dengan ahli teknologi informasi, Onno W Purbo, dan dosen Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung, Budi Rahardjo, Kamis (21/7), secara terpisah di Jakarta. ”Jadi, pelacakan terhadap Nazaruddin secara teknologi informasi itu amat mungkin dilakukan, tetapi butuh kerja keras, koordinasi, dan kerja sama internasional. Semua itu berpulang pada komitmen pemerintah,” kata Budi.

Secara terpisah, hakim konstitusi Akil Mochtar mengingatkan pula, keberanian Nazaruddin terus ”berkicau” di media massa tak boleh berlangsung terus-menerus. Kondisi ini berpotensi memperlemah posisi negara. Negara seakan dipermainkan oleh seseorang yang diduga melakukan perbuatan tercela.

”Negara memerintahkan agar Nazaruddin ditangkap, tetapi kita terus saja bisa melihat orang yang dicari-cari sedemikian rupa berbicara di media. Di mana kewibawaan negara?” tanya Akil.

Apabila kondisi itu terus dibiarkan, publik akan semakin tidak percaya kepada aparat pemerintah dan penegak hukum.

Bisa dilacak

Budi menjelaskan, pelacakan bisa dilakukan jika Polri menjalin kerja sama dengan kepolisian mancanegara, operator telepon, dan pengelola Blackberry. Jika semua jaringan siap, keberadaan Nazaruddin langsung bisa dilacak, terutama ketika ia diwawancarai secara langsung.

Onno juga mengakui, secara teknologi informasi, semua transaksi seluler itu tercatat dan bisa dilacak. Hanya saja, semua bisa dilakukan jika Pemerintah Indonesia, khususnya penegak hukum, memang memiliki kemauan tinggi untuk menemukan dan menangkap Nazaruddin.

Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, dalam pelariannya sempat wawancara langsung dengan media. Ia juga rutin mengirimkan Blackberry Messenger kepada media, termasuk pada Kamis mengirimkan alamat e-mail yang mengisahkan kasusnya kepada Kompas. Namun, saat ditanya apakah ia tidak khawatir keberadaannya terlacak jika melalukan komunikasi melalui telepon, ia tak menjawab.

Onno dan Budi sepakat, pelacakan keberadaan Nazaruddin hanya membutuhkan kemauan penegak hukum, koordinasi informasi antarnegara, dan jaringan kepolisian internasional. Apalagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memerintahkan supaya Nazaruddin segera ditangkap.

Dalam beberapa kesempatan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengkhawatirkan perintah Presiden tak dipedulikan lagi oleh pembantunya. Presiden juga pernah mengeluhkan, instruksinya lebih dari separuh yang tak dijalankan oleh para menteri.

Cara sederhana

Secara terpisah, ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengatakan pula, posisi Nazaruddin bisa dilacak dari perangkat Blackberry atau alat komunikasi lain yang dipakainya. Meski demikian, penegak hukum tak bisa memakai teknik standar karena politikus Partai Demokrat itu dipastikan mengetahui tengah dicari. ”Jika orang yang berniat kabur dan memiliki sumber daya yang cukup, pasti sudah mempersiapkan semua, termasuk agar tak mudah terlacak,” katanya.

Menurut Ruby, ada beberapa cara sederhana yang mungkin dipakai Nazaruddin saat berkomunikasi agar tak mudah dilacak, antara lain menyerahkan perangkat Blackberry yang sebelumnya diketahui miliknya kepada orang lain. Ia bisa saja memerintahkan orang lain mengirimkan pesan melalui Blackberry-nya.

Saat berkomunikasi suara atau telepon, Nazaruddin bisa memakai nomor orang lain sehingga tak langsung kepadanya. ”Banyak cara sederhana yang bisa dipakai. Sangat mungkin hal itu dilakukan untuk mengelabui aparat yang mencarinya. Logikanya, ia pasti menyadari, lewat perangkat komunikasi yang dipakai, keberadaannya bisa dilacak,” katanya.

Anggota Fraksi Partai Demokrat (F-PD) DPR, yang menekuni teknologi komunikasi, Roy Suryo, juga meyakini, keberadaan Nazaruddin dapat dilacak melalui percakapan atau pesan yang sering dia kirimkan. Setidaknya ada dua cara yang dipakai Nazaruddin untuk berkomunikasi.

Pertama, Nazaruddin diduga memakai calling card yang dapat dibeli dan digunakan di berbagai negara. Kedua, saat berkomunikasi dengan televisi atau orang di Indonesia, Nazaruddin bisa memakai call conference. Nazaruddin menghubungi rekannya, lalu rekannya itu yang menghubungi stasiun televisi. Dua cara itu tetap bisa dilacak.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Kamis di Istana Negara, Jakarta, mengakui pula, dari percakapan melalui telepon atau Blackberry, keberadaan Nazaruddin secara teknis bisa dilacak. Penegak hukum seharusnya bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk melacak tersangka itu.

Pencarian terus dilakukan

Di Jakarta, Kamis, pemerintah memastikan masih terus mencari Nazaruddin. ”Pencarian itu sudah dikoordinasikan dengan negara lain,” kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto. Namun, ia tak bersedia menyebutkan negara mana yang sudah dihubungi Indonesia.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menambahkan, mencari buronan di luar negeri tak semudah mencari di dalam negeri. ”Ia menyeberang ke negara lain. Kalau mencarinya di dalam negeri, mungkin gampang,” ucapnya.

Patrialis menuturkan, selain Nazaruddin dan saudaranya M Nasir, ada tambahan tiga nama yang dicegah kepergiannya ke luar negeri terkait kasus korupsi proyek wisma atlet SEA Games 2011. Permintaan pencegahan itu diajukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ”Ketiga orang itu bukan orang partai. Mereka pengusaha,” jelas Patrialis.

Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo pun menyatakan, ia telah berkoordinasi dengan Menkominfo dalam melacak percakapan telepon yang dilakukan Nazaruddin. Namun, ia mengakui, pelacakan itu tidak mudah.

”Itu bagian tindak lanjut penyelidikan, artinya dari posisinya tentu kami sudah dalam proses. Tentunya sekali lagi perlu proses, karena komunikasi itu banyak fasilitas sehingga tidak semudah misalnya bisa tahu secara cepat posisinya,” kata Timur.

Ia belum bisa memberikan kepastian keberadaan Nazaruddin apakah di dalam negeri atau di luar negeri. Namun, ia memastikan kerja sama dengan Interpol untuk melacak Nazaruddin masih terus dilakukan.

Sebaliknya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Kamis, memastikan, Polri sudah mengetahui keberadaan Nazaruddin. Namun, Polri tidak dapat memberitahukan kepada publik dan langsung menangkap Nazaruddin karena Polri memerlukan koordinasi dengan otoritas di negara bersangkutan.

(ANA/RAY/IAM/NWO/BIL/FER/WHY/ATO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com