Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini DPR Dengarkan Prita Mulyasari

Kompas.com - 12/07/2011, 09:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menerima berkas putusan Mahkamah Agung (MA) tentang kasasinya, Prita Mulyasari, terpidana kasus dugaan pencemaran nama baik Rumah Sakit Omni Internasional Serpong, memenuhi undangan Komisi III DPR untuk memberikan keterangan, Selasa (12/7/2011).

Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edi mengatakan, komisi akan meminta keterangan langsung dari Prita seputar putusan yang menyatakan Prita tetap bersalah. "Iya, nanti jam 10, agendanya mendengarkan keterangan dari Prita dan pengacaranya," ungkap Tjatur kepada Kompas.com, Selasa pagi.

Seharusnya, Prita diundang ke DPR kemarin. Namun, rencana tersebut batal karena Prita belum menerima salinan putusan dari MA yang mengabulkan kasasi yang diajukan tim jaksa penuntut umum Pengadilan Negeri Tangerang terhadap putusan hakim PN Tangerang tersebut.

Menurut politisi PAN ini, putusan MA tersebut tidak adil. Oleh karena itu, Tjatur menilai, Prita sebaiknya segera mengajukan peninjauan kembali atas putusan kasasi tersebut. "Karena sudah ada yurisprudensi kasasi yang membebaskannya dari tuntutan perdata yang majelisnya pimpinan MA yang lebih luas pertimbangan hukumnya," lanjutnya.

MA mengabulkan kasasi jaksa penuntut umum dalam perkara Prita pada 30 Juni 2011. Dengan demikian, Prita dinyatakan bersalah di tingkat kasasi. Jaksa penuntut umum tidak puas dengan vonis bebas Prita pada 2009 oleh PN Tangerang. Dalam amar putusannya, Majelis Hakim PN Tangerang yang dipimpin Arthur Hangewa menyatakan, Prita tidak terbukti mencemarkan nama baik RS Omni.

Kuasa hukum Prita, OC Kaligis, menyatakan, pihaknya akan segera mengajukan PK. Sementara itu, dalam perkara perdata yang diajukan RS Omni, MA memenangkan Prita sehingga ia terbebas dari kewajiban membayar denda Rp 204 juta kepada RS Omni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com