Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengadu ke KBRI, Dilempar ke Agensi

Kompas.com - 25/06/2011, 14:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama saya Imas, asal Majalengka. Saya dulu bekerja di Kuwait. Saya berangkat dari PT Bahana Timur Megah. Sampai di Kuwait, majikan saya nggak baik sama saya. Saya dipukuli, saya ditendang-tendang seperti bola. Saya pernah ngadu ke KBRI, tapi mereka suruh saya ke agensi. Setelah di agensi saya dijual lagi, dijual lagi. Akhirnya saya dapat majikan yang ingin perkosa saya.

Itulah curhatan Imas (23) kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, saat diskusi di Jakarta, Sabtu ( 25/6/2011 ). Imas datang didampingi para aktivis dari Migran Care.

Mendengar pengaduan itu, Muhaimin menjawab singkat. "Saya prihatin. Tentu akan kita kejar itu swasta (agen penyalur) yang melakukan seperti itu," kata dia.

Kepada para wartawan, Imas menceritakan, ia berangkat ke Kuwait pada Juli 2009 bersama empat TKI lain melalui jalur resmi. Dia ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kenyataanya, dia malah mendapat siksaan sejak majikan pertama.

Imas mengaku kerap dipukuli oleh majikan maupun anak majikan tanpa ada kesalahan. "Saya selalu diancam mau dimasukin penjara. Saya dipukuli, ditendang ke tembok sampai pingsan terus dibangunin dengan diguyur sama air. Saya dicekik, diborgol tangan dan kaki saya," ceritanya.

Menurut Imas, kekerasan mulai terjadi ketika ia meminta gaji di bulan pertama. Setelah bekerja selama 20 jam setiap hari tanpa libur, Imas hanya mendapat upah sekitar Rp 1,3 juta per bulan.

Perlakuan lebih baik diterima ketika dia dipindahkan oleh agen ke majikan ke dua. Meski tak ada kekerasan, dia tidak mendapat hak-hak seperti shalat.

Perlakuan jauh lebih baik ketika ia bekerja pada majikan ketiga hingga kelima. Namun, Imas tidak mengerti alasan agen memindahkannya meskipun dia betah di majikan itu. Akhirnya, pelecehan seksual dia alami ketika bekerja pada majikan keenam. Berkali-kali dia dipaksa  melayani nafsu bejat majikan. Imas pun terus menolak.

"Saya terus mau diperkosa. Setiap mau ke kamar mandi, ke dapur, ke kamar, lagi kerja diikutin sama dia terus. Saya berkali-kali diancam mau dibunuh. Dia bilang mau bayar berapa aja asal mau tidur sama dia. Tetapi saya sudah tegasin saya kesini buat kerja, bukan seperti itu," ucap dia.

Tak tahan dengan perlakuan majikan, Imas memilih kabur lewat jendela dengan mengkaitkan sprei dan gorden lalu membentangkan ke bawah. Ketika turun dari lantai 3, Imas terjatuh ketika tiba di lantai 2. Imas tak sadarkan diri ketika dibawa ke rumah sakit.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kontras Desak Jokowi Jokowi Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat Wasior Papua yang Mandek 23 Tahun

    Kontras Desak Jokowi Jokowi Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat Wasior Papua yang Mandek 23 Tahun

    Nasional
    Konflik Tenurial Mengganjal Pembangunan IKN

    Konflik Tenurial Mengganjal Pembangunan IKN

    Nasional
    Pemerintah Diharap Pakai Cara Lebih Keras Lagi Tindak Judi Online

    Pemerintah Diharap Pakai Cara Lebih Keras Lagi Tindak Judi Online

    Nasional
    Pileg Ulang di Gorontalo, Hanya 4 Parpol yang Harus Revisi Daftar Caleg agar Penuhi Kuota Perempuan

    Pileg Ulang di Gorontalo, Hanya 4 Parpol yang Harus Revisi Daftar Caleg agar Penuhi Kuota Perempuan

    Nasional
    Satgas Judi 'Online' Diharap Tak 'Masuk Angin'

    Satgas Judi "Online" Diharap Tak "Masuk Angin"

    Nasional
    Pemerintah Indonesia Sampaikan 4 Hal Pokok dalam Forum SDGs di Bali

    Pemerintah Indonesia Sampaikan 4 Hal Pokok dalam Forum SDGs di Bali

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Jadi Komisaris BUMN, Ngabalin: di Mana Masalahnya ?

    TKN Prabowo-Gibran Jadi Komisaris BUMN, Ngabalin: di Mana Masalahnya ?

    Nasional
    Judi 'Online' dan Ancaman Gelombang Warga Miskin Baru

    Judi "Online" dan Ancaman Gelombang Warga Miskin Baru

    Nasional
    Rehat Setelah Sengketa Pemilu, MK Gelar Sidang 'Judicial Review' Lagi Mulai Juli 2024

    Rehat Setelah Sengketa Pemilu, MK Gelar Sidang "Judicial Review" Lagi Mulai Juli 2024

    Nasional
    Polri Bongkar Pabrik Narkoba Milik Pasutri di Medan, 6 Orang Ditangkap

    Polri Bongkar Pabrik Narkoba Milik Pasutri di Medan, 6 Orang Ditangkap

    Nasional
    482 Jemaah Haji Ikut Safari Wukuf

    482 Jemaah Haji Ikut Safari Wukuf

    Nasional
    Sinyal Ridwan Kamil Jadi Penantang Anies pada Pilkada Jakarta

    Sinyal Ridwan Kamil Jadi Penantang Anies pada Pilkada Jakarta

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Sinyal Kuat PKS, PKB, dan PDI-P Dukung Anies | Kapolri dan Jaksa Agung Disebut Enggan Bertemu di Satu Forum

    [POPULER NASIONAL] Sinyal Kuat PKS, PKB, dan PDI-P Dukung Anies | Kapolri dan Jaksa Agung Disebut Enggan Bertemu di Satu Forum

    Nasional
    Sebut Prabowo Nasionalis, Mahfud: Kita Bisa Berharap Prabowo Lakukan Pembenahan Hukum

    Sebut Prabowo Nasionalis, Mahfud: Kita Bisa Berharap Prabowo Lakukan Pembenahan Hukum

    Nasional
    Buntut Penyitaan, Staf Hasto PDI-P Berupaya Laporkan Penyidik KPK ke Dewas hingga Bareskrim

    Buntut Penyitaan, Staf Hasto PDI-P Berupaya Laporkan Penyidik KPK ke Dewas hingga Bareskrim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com