Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Pecat Dubes RI di Arab Saudi!

Kompas.com - 19/06/2011, 17:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menarik dan memberhentikan Duta Besar Republik Indonesia di Arab Saudi. Permintaan ini terkait eksekusi mati Ruyati binti Satubi, tenaga kerja Indonesia (TKI), di Arab Saudi, Sabtu (18/6/2011) kemarin. Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, KBRI di Arab Saudi tidak mendapatkan informasi mengenai eksekusi tersebut.

"Kalau sampai ada warga negara RI yang dieksekusi mati dan Pemerintah RI tidak mengetahuinya, ini sangat disesalkan. Sebenarnya, pemerintah ini ada atau tidak? Setiap warga negara Indonesia di luar negeri tentunya tetap dalam pantauan kedutaan besar kita. Jika hal ini terjadi, pertanyaannya, apa kerja kedutaan besar kita?" tegas Tjahjo.

Selain itu, Tjahjo juga mengusulkan pemerintah membentuk tim investigasi terpadu terkait kasus Ruyati. Politisi senior PDI-P ini mengatakan, sungguh menyakitkan jika pemerintah tidak melakukan upaya-upaya tertentu terkait eksekusi mati tersebut.

"Tim investigasi terpadu ini terdiri dari DPR, Kementerian Luar Negeri, Kejaksaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta pihak ketiga yang mewakili masyarakat," kata Tjahjo kepada Kompas.com melalui layanan pesan singkat, Minggu (19/6/2011).

Ditambahkan Tjahjo, DPR juga perlu memanggil Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Marty harus dimintai pertanggungjawaban terkait eksekusi mati tersebut.

Terkait hal ini, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, DPR belum berencana memanggil Menlu Marty Natalegawa. Namun, pada Senin (20/6/2011) besok, Komisi I akan menggelar rapat dengan Menlu guna membahas hubungan dan kerja sama multilateral Indonesia dengan sejumlah negara. Pada kesempatan tersebut, Komisi I juga akan bertanya kepada Marty terkait kasus Ruyati.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene menyampaikan kecamannya terkait eksekusi mati tersebut.

"Tanpa mengabaikan sistem hukum yang berlaku di Arab Saudi, Pemerintah Indonesia mengecam bahwa pelaksanaan hukuman mati terhadap Ruyati tidak diinformasikan kepada KBRI kita di Riyadh sebelumnya," kata Michael di Jakarta, Minggu (19/6/2011).

Dia menjelaskan, selama ini KBRI di Riyadh mengetahui kasus yang dialami Ruyati dan sudah mencoba dengan berbagai cara melindungi TKI tersebut, baik mendampinginya selama mengikuti persidangan maupun mengusahakan pengampunan. Namun, kata Michael, KBRI Riyadh sama sekali tidak diberi tahu mengenai waktu eksekusi Ruyati.

"Eksekusi tersebut dilakukan tanpa mengindahkan praktik internasional yang berlaku terkait dengan hak tahanan asing untuk mendapat bimbingan kekonsuleran," kata Michael.

Dia menambahkan, sebagai respons atas kasus ini, Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan melayangkan surat kepada Duta Besar Arab Saudi di Indonesia yang berisi mengenai sikap pemerintah terhadap eksekusi Ruyati.

"Dalam waktu dekat, kami juga akan memanggil Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi untuk melakukan konsultasi bersama atas kasus ini," kata Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sebut Hukum di Negara Ini Karut-marut, Mahfud: Kalau Presiden Mau Bisa Selesai

    Sebut Hukum di Negara Ini Karut-marut, Mahfud: Kalau Presiden Mau Bisa Selesai

    Nasional
    Prabowo Ungkap Indonesia Diminta Turut Bantu Tepi Barat, Bukan Hanya Gaza

    Prabowo Ungkap Indonesia Diminta Turut Bantu Tepi Barat, Bukan Hanya Gaza

    Nasional
    Jemaah Berangkat untuk Jalani Puncak Haji di Arafah Mulai Besok

    Jemaah Berangkat untuk Jalani Puncak Haji di Arafah Mulai Besok

    Nasional
    Bicara soal Kasus Penambangan Emas Liar di Sangihe, Mahfud: Mafia itu Begitu Berkuasa...

    Bicara soal Kasus Penambangan Emas Liar di Sangihe, Mahfud: Mafia itu Begitu Berkuasa...

    Nasional
    Prabowo: RI dan Yordania Siap Kerja Sama Bidang Pertahanan

    Prabowo: RI dan Yordania Siap Kerja Sama Bidang Pertahanan

    Nasional
    Prabowo: Langkah Indonesia Paling Konkret dalam Bantu Gaza

    Prabowo: Langkah Indonesia Paling Konkret dalam Bantu Gaza

    Nasional
    MA Tolak PK Ade Yasin

    MA Tolak PK Ade Yasin

    Nasional
    Singgung Dugaan Kasus Judi dan Narkoba Terkait Sambo, Mahfud: Kalau Diteruskan Ributnya Tak Selesai, Dikira Saya Cari Sensasi

    Singgung Dugaan Kasus Judi dan Narkoba Terkait Sambo, Mahfud: Kalau Diteruskan Ributnya Tak Selesai, Dikira Saya Cari Sensasi

    Nasional
    Kasus Polwan Bakar Suami, KemenPPPA Siap Hadirkan Ahli Kekerasan Berbasis Gender

    Kasus Polwan Bakar Suami, KemenPPPA Siap Hadirkan Ahli Kekerasan Berbasis Gender

    Nasional
    Soal Usung Siapa di Pilkada Jakarta, Nasdem Sebut Anies dan Tokoh Lain Punya Peluang Sama

    Soal Usung Siapa di Pilkada Jakarta, Nasdem Sebut Anies dan Tokoh Lain Punya Peluang Sama

    Nasional
    KPK Ungkap Dugaan Uang Korupsi di DJKA Mengalir sampai BPK

    KPK Ungkap Dugaan Uang Korupsi di DJKA Mengalir sampai BPK

    Nasional
    KemenPPPA Minta Polri Pastikan Polwan Pembakar Suami Didampingi Psikolog Klinis

    KemenPPPA Minta Polri Pastikan Polwan Pembakar Suami Didampingi Psikolog Klinis

    Nasional
    Katering Haji Disebut Bermasalah, Timwas DPR RI: Kami Ingin Memanusiakan Jemaah

    Katering Haji Disebut Bermasalah, Timwas DPR RI: Kami Ingin Memanusiakan Jemaah

    Nasional
    Laporkan Hasil KTT Gaza ke Jokowi, Prabowo Singgung Strategi Jika Gencatan Senjata Tak Terwujud

    Laporkan Hasil KTT Gaza ke Jokowi, Prabowo Singgung Strategi Jika Gencatan Senjata Tak Terwujud

    Nasional
    Prabowo: Afrika Memandang Indonesia sebagai Contoh Negara Berkembang yang Berhasil

    Prabowo: Afrika Memandang Indonesia sebagai Contoh Negara Berkembang yang Berhasil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com