Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Catat Aliran Dana Panji Gumilang

Kompas.com - 07/06/2011, 19:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Imam Supriyanto, mantan Menteri Peningkatan Produksi Negara Islam Indonesia (NII), mengatakan, penyidik Polri telah memiliki bukti adanya aliran dana dari Gubernur NII wilayah Jawa Tengah, Mizan Sidik alias Toto Dwihartanto, ke Panji Gumilang selaku pemimpin NII.

"Informasi dari polisi, ada barang bukti penyerahan uang dari Gubernur Jateng ke Panji Gumilang yang tanda terimanya ditandatangani oleh Menteri Keuangan, Iskandar Saefuloh," kata Imam di Mabes Polri, Selasa (7/6/2011).

Seperti diketahui, penyidik Bareskrim Polri menangkap enam orang yang diduga pengurus NII, salah satunya Gubernur wilayah Jateng. Imam mengaku telah kenal Mizan sejak tahun 1993 .

Imam mengatakan, aliran dana itu ditemukan di Bank Rakyat Indonesia (BRI) atas nama Panji Gumilang. Namun, Imam tidak mengetahui kantor BRI mana tempat Panji membuka rekening. Menurut dia, nilai transfer dalam satu bulan mencapai Rp 2,5 miliar.

Dana itu, kata Imam, berasal dari pengumpulan dana bawahan Gubernur mulai dari Bupati, Camat, hingga Kepala Desa. Berbagai modus pengumpulan dana dilakukan oleh para anggota. Salah satunya yakni meminta sumbangan dengan mengatasnamakan yayasan fiktif.

"Nama yayasannya macam-macam. Pokoknya, tandanya ada gambar segi lima sama merah putih. Mereka sebar di pom bensin, di kantor-kantor, bus-bus, mesin ATM," ucap dia.

Dikatakan Imam, dengan bukti itu penyidik seharusnya dapat menjerat Panji dengan perbuatan makar. "Tinggal Polda Jateng kapan Panji diproses karena aliran dana sudah jelas," pungkasnya.

Seperti diketahui, Imam juga melaporkan Panji dengan sangkaan pemalsuan akta otentik kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia yang menaungi Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Kasus itu kini masih dalam penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com