Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Pemerintah Belum Konsisten

Kompas.com - 19/05/2011, 02:33 WIB

Jakarta, Kompas - Keputusan bersama tiga menteri mengenai cuti bersama tanggal 16 Mei, yang ditetapkan secara mendadak, menunjukkan ketidakprofesionalan pemerintah. Keputusan itu juga membuktikan pemerintahan belum konsisten dalam mendorong daya saing.

Apalagi, keputusan itu akhirnya juga membuat agenda pemerintahan tertunda. ”Cuti bersama mendadak itu menunjukkan pemerintah tidak profesional dalam menentukan hari libur. Saya yakin banyak masyarakat dan lembaga pemerintah yang mempersiapkan agenda kerja pada Senin lalu,” ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung Wibowo di Senayan, Jakarta, Rabu (18/5).

Secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menilai keputusan mendadak itu membuktikan bahwa pemerintah tidak konsisten dalam mendorong daya saing. Akibat libur mendadak itu, barang yang seharusnya lekas diekspor terpaksa menginap di pelabuhan. Praktis butuh biaya tambahan lagi.

Menteri Perindustrian MS Hidayat saat dikonfirmasi menyatakan singkat, ”Saya sendiri juga baru diberi tahu ada libur bersama Jumat sore lalu.”

Akibat keputusan cuti bersama itu, Pramono mengakui, DPR terpaksa membatalkan agenda yang sudah dijadwalkan. Salah satunya adalah rapat pimpinan DPR untuk membahas rencana pembangunan gedung baru. ”Saya sudah mengagendakan tujuh pertemuan dengan berbagai lapisan masyarakat dan rapat pimpinan. Semua batal,” tutur politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.

Cuti bersama secara mendadak itu dituangkan dalam Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 02 Tahun 2001, Kep.120/Men/V/ 2011, dan SKB/01/M.PAN-RB/5/ 2011 tertanggal 13 Mei 2011. Kebijakan tersebut dibuat untuk efisiensi dan efektivitas hari kerja. Tak ada penjelasan dari menteri yang membuat keputusan bersama itu. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menuturkan, kebijakan itu untuk efisiensi dan efektivitas kerja.

Berjalan tanpa arah

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menilai, dengan kebijakan cuti yang mendadak tersebut, manajemen pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlihat berjalan tanpa arah. Kebijakan pemerintah dibuat tanpa perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik.

Arbi menuturkan, ”Rencananya tak jelas, koordinasi juga tidak bagus, akhirnya jalan tanpa arah. Tak bisa negara membuat langkah yang tiba-tiba. Negara harus berjalan berdasarkan rencana. Artinya, bagaimana kabinet merancang jadwal kerja, bagi pemerintah dan bagi rakyat. Libur itu terkait jadwal kerja.”

Arbi menduga, selama sisa masa pemerintahan Yudhoyono, kondisi ini akan terulang.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ganjar Pranowo mempertanyakan alasan pemerintah menetapkan tanggal 16 Mei lalu sebagai hari libur nasional. Keputusan itu dibuat tanpa pertimbangan yang jelas. (nta/bil/ato/osa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com