Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emir Kembalikan Cek Perjalanan ke Panda

Kompas.com - 18/05/2011, 17:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI-Perjuangan, Emir Moeis, mengaku mengembalikan sejumlah cek perjalanan yang diterimanya dari Dudhie Makmun Murod kepada Panda Nababan selaku Sekretaris Fraksi PDI-Perjuangan. Emir mengira, cek yang diberikan kepadanya sehari setelah fit and proper test Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tersebut berkaitan dengan pemenangan Miranda Goeltom sebagai DGS BI 2004.

Hal itu disampaikan Emir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (18/5/2011). Emir bersaksi untuk politisi PDI-Perjuangan yang menjadi terdakwa kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan DGS BI, yakni Panda Nababan, Budiningsih, M Iqbal, dan Engelina Pattiasina.

Saat pemilihan DGS BI, Emir adalah Ketua Komisi IX DPR sekaligus Ketua Kelompok Fraksi (Poksi) IX PDI-Perjuangan. "Dudhie bilang, teman-teman, nih ada rezeki nih untuk capek-capek kemarin. Jadi saya pikir untuk pemilihan Deputi Gubernur Senior, soalnya kemarin ada momen itu," kata Emir.

Ia mengaku menolak cek perjalanan yang diberikan dalam amplop tersebut karena telah berjanji pada diri sendiri untuk tidak menerima suap. Selain itu, kata Emir, ia menolak cek itu karena Miranda adalah teman seperjuangannya saat menjadi dosen di Universitas Indonesia. "Saya pilih Miranda berdasarkan profesionalisme," katanya.

Namun, dua hari setelah mengembalikan cek kepada Panda, Emir mengaku kembali diberikan cek perjalanan oleh Panda Nababan senilai Rp 200 juta. Menurut penuturan Emir, Panda mengatakan kepadanya bahwa cek tersebut merupakan bantuan dari fraksi untuk biaya pembinaan konstituen. Sejumlah cek perjalanan dari Panda tersebut kemudian diterima oleh Emir dan langsung dicairkan.

"Langsung staf ahli cairkan dan untuk pembayaran ke Kaltim (Kalimantan Timur), untuk biaya bayar utang pesawat, pembuatan jalan, gorong-gorong, kita bikin turnamen bola voli," ujar Emir.

Ketika ditanya majelis hakim apakah cek perjalanan yang diberikan Panda merupakan cek yang sama dari Dudhie, Emir mengaku tidak tahu. Ia juga mengaku lupa akan rupa amplop dari Dudhie maupun amplop dari Panda. "Saya enggak ingat. Sama-sama amplop putih," katanya.

Kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan DGS BI yang dimenangkan Miranda Goeltom pada 2004 berawal dari "nyanyian" politisi PDI-Perjuangan, Agus Condro. Sebanyak 26 politisi DPR 1999-2004 ditetapkan sebagai terdakwa dan kini tengah menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Sejumlah cek perjalanan tersebut diberikan melalui Ari Malangjudo yang diperintahkan oleh Nunun Nurbaeti. Kemudian, cek dialirkan kepada anggota DPR PDI-Perjuangan melalui Dudhie Makmun Murod selaku bendahara fraksi. Dalam persidangan sebelumnya, Dudhie mengaku diperintah oleh Panda Nababan untuk menemui Ari Malangjudo mengambil titipan berupa amplop yang berisi sejumlah cek perjalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com