Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Kuwaiti Ungkap Jejak Osama

Kompas.com - 04/05/2011, 07:38 WIB

KOMPAS.com — Operasi komando yang menewaskan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, Senin (2/5/2011) dini hari, hanya berlangsung 40 menit, tetapi persiapan menuju operasi menentukan itu butuh bertahun-tahun. Hampir 10 tahun Osama bin Laden berhasil menutupi jejak pelarian sampai satu panggilan telepon mengubah segalanya....

Sejak Osama berhasil meloloskan diri dari serangan masif pasukan Amerika Serikat di wilayah pegunungan Tora Bora, Afganistan, Desember 2001, jejaknya bagaikan menghilang. Ia pindah dari tempat persembunyian satu ke tempat lain dan menghindari pembicaraan telepon atau bentuk komunikasi elektronik lain yang bisa dilacak Badan Pusat Intelijen AS (CIA).

Komunikasi langsung dengan para komandan lapangan, apalagi dengan para prajuritnya, juga terlalu riskan karena akan mudah terdeteksi. Satu-satunya pilihan aman untuk berkomunikasi adalah melalui sarana kurir, pembawa pesan yang dipercaya Osama dengan seluruh jiwa raganya.

Para petugas CIA sadar betul kurir ini adalah kunci menuju tempat persembunyian Osama. Masalahnya, mencari kurir ini hampir sama susahnya dengan mencari Osama sendiri.

Dari para anggota Al Qaeda yang ditahan CIA sejak peristiwa 11 September 2001, hanya didapat nama samaran kurir tersebut, yakni Abu Ahmed al-Kuwaiti. Pemimpin nomor tiga Al Qaeda, Khalid Sheikh Mohammed, mengakui mengenal al-Kuwaiti, tetapi membantah orang itu terkait gerakan Al Qaeda.

Baru pada 2004, setelah CIA menangkap Hassan Ghul, seorang tokoh operasi lapangan Al Qaeda, didapat konfirmasi bahwa al-Kuwaiti adalah seorang kurir penting. Ghul juga mengatakan, al-Kuwaiti adalah orang dekat Faraj al-Libi yang menggantikan Khalid Sheikh Mohammed sebagai komandan operasi Al Qaeda. "Hassan Ghul menjadi mata rantai penting (dalam operasi pelacakan Osama)," tutur seorang pejabat intelijen AS yang berbicara dalam kondisi anonim karena sensitivitas masalah ini.

Mei 2005, al-Libi tertangkap. Kepada CIA ia mengaku perintah pengangkatannya menggantikan Mohammed disampaikan seorang kurir. Namun, dia mengarang nama lain untuk kurir tersebut dan membantah mengenal al-Kuwaiti.

Kengototan Mohammed dan al-Libi terkait al-Kuwaiti justru makin meyakinkan CIA akan pentingnya posisi al-Kuwaiti. Mohammed bahkan dilaporkan tak menyebut nama al-Kuwaiti sedikit pun saat disiksa dengan teknik waterboarding.

Titik balik

Melalui beberapa interogasi dengan para perwira kelas menengah Al Qaeda dan keluarganya, akhirnya CIA mendapat identitas asli al-Kuwaiti, yakni Sheikh Abu Ahmed, warga Pakistan yang lahir di Kuwait.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com